Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2011/08/27

Pengertian Manajemen Pendidikan (ontology)

Menurut Suryosubroto (2004:27) terdapat beberapa uraian yang akan lebih memperjelas maksud dari manajemen pendidikan, sebelum kita mengerucut pada definisi manajemen pendidikan. Uraian-uraian tersebut adalah:
1. Manajemen pendidikan merupakan bentuk kerjasama personel pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum yang akan dicapai dalam kerjasama itu adalah pembentukan kepribadian murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tingkat perkembangannya pada usia pendidikan.
2. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggara pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.
3. Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan.
4. Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan semua sumber personil dan materil dalam dunia pendidikan guna tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari manajemen pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan, adalah meliputi:
1. Manajemen kurikulum
2. Manajemen personalia
3. Manajemen kesiswaan
4. Manajemen keuangan
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah

2011/08/18

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan school based management dan didambakan bagi peningkatan kualitas pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership), yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan. Selain itu, menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang profesional, serta dapat membimbing personel lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan.
Kepemimpinan visioner ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, penentuan sasaran dari rumusan visi tersebut dikenal dengan penentuan sasaran bidang hasil pokok.
Kemampuan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan.mensosialisasikan/mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.
Langkah-langkah kepemimpinan visioner:
1. Penciptaan visi
Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif masa depan organisasi. Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasi internasional, pertemuan kelimuan, serta kegiatan intelektual yang membentuk pola pikir (mindset) tertentu (Gaffar, 1994, dalam Komariah dan Triatna, 2005).
Mulyadi (1998, dalam Komariah dan Triatna, 2005) mencatat 2 tahapan dalam penciptaan visi, yaitu:

a. Trend watching
Kemampuan tingkat tinggi untuk dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan melalui kepiawaiannya dalam bidang yang digeluti serta kepekaan terhadap signal-signal alam dan perubahannya, sekaligus memiliki kekuatan mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai kekuatan supranatural luar biasa yang dapat membimbing perilakunya dalam menangkap makna dari suatu gejala alam. Melalui trend watching, pimpinan dapat mendeteksi arah perbuahan di masa yang akan datang dan berbagai peluang yang tersembunyi.
b. Envisioning
Kemampuan pemimpin untuk merumuskan visi berdasarkan hasil pengamatan trend perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Envisioning merupakan kemampuan kita untuk menggambarkan pikiran kita yang melampaui realitas sekarang, kemampuan untuk menggambarkan sesuatu yang akan kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, dan kemampuan untuk menggambarkan kondisi baru yang belum pernah kita alami sebelumnya.
2. Perumusan visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personel dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita, dan keinginan pribadi dipadukan dengan cita-cita/gagasan personel lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas.
3. Transformasi visi
Transformasi visi merupakan kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of ownership. Visi harus ditransformasikan dengan melakukan upaya berbagi visi dan diharapkan terjadi difusi visi dan menimbulkan komitmen seluruh personel. Dalam upaya transformasi visi, kadang kita gagal melakukannya karena terjadi beberapa masalah dari visi. Sinamo (1998, dalam Komariah dan Triatna, 2005) mengungkapkan 6 sebab mengapa visi organisasi gagal, antara lain:
a. Kerancuan visi dan misi
b. Secara intrinsik visi dan misi tidak betul-betul didambakan
c. Visi dan misi tidak mencerminkan penderitaan dan harapan
d. Visi dan misi tidak diyakini dapat dicapai
e. Visi dan misi tidak fleksibel
f. Visi dan misi tidak didukung oleh strategi organisasi dan sistem manajemen yang tepat
4. Implementasi visi
Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi yang tidak diimplementasikan adalah slogan dan simbol-simbol yang tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa tanpa implementasi, statement-statement yang diyakini sebagai visi sebenarnya bukanlah visi. Visi harus diwujudkan dalam kerja kepemimpinan.

2011/08/01

Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Classroom Management, yang berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan dengan “penyelenggaraan, pengurusan”. Sedangkan yang dimaksud dengan kelas adalah “tingkat, ruang tempat belajar di sekolah”. 6 dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Usman, bahwa “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”.
Pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan “raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini peserta didik) maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas, mulai dari ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan program belajar mengajar yang tepat.