DR (HC) Ir. Ciputra dalam bukunya yang berjudul “Quantum Leap” menyampaikan fakta bahwa setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit, sehingga pada bulan Februari 2007 terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Tanpa terobosan baru dalam bidang pendidikan, maka sekolah dan perguruan tinggi hanyalah akan menjadi “pabrik” penghasil pengangguran khususnya para pengangguran muda intelektual. Kondisi dan situasi seperti ini akan menjadi ancaman bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu, jika kita tidak dapat mengantisipasinya sedini mungkin.
Mengapa hal ini bisa terjadi di Indonesia? Jawabannya tentu bukanlah takdir ataupun garis hidup semata. Namun, fenomena tersebut terletak pada kegelisahan yang berakibat pada kegagalan generasi mudanya dalam menentukan cita-cita hidup dan visi hidupnya.
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang berada di garda terdepan untuk mempersiapkan generasi muda dalam rangka pembangunan bangsa dan negara. Selain fungsinya mengemban amanah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sekolah merupakan salah satu lingkungan yang mempunyai peranan penting dan paling berpotensi untuk mengarahkan dan membimbing generasi muda untuk meraih cita-citanya di masa depan, tentunya hal ini harus sesuai dengan bakat minat dan kemampuan mereka.
Sekolah harus mampu memfasilitasi mereka dengan sarana prasarana yang memadai dan SDM yang berkualitas, agar setiap siswa mampu melihat sejauh mana potensi, bakat minat dan keahlian yang mereka miliki. Dengan harapan, sejak usia dini mereka telah memiliki cita-cita untuk masa depannya, untuk kemudian mereka berani menentukan jenis profesi apa yang sesuai dengan kemampuan mereka. Disamping itu, juga diperlukan peran aktif dan partisipasi dari semua elemen masyarakat dalam rangka pengembangan minat dan bakat siswa dalam rangka meraih cita-cita yang diharapkan dapat terwujud.
Pendidikan dengan orientasi yang baru harus mampu menjawab tantangan ini. Sekolah harus memberikan terobosan dan inovasi kepada siswa dalam hal memotivasi dan menginspirasi mereka dalam mengejar cita-citanya. Tidak hanya cerita, teori-teori maupun sekedar mimpi-mimpi belaka. Memotivasi dan menginspirasi mereka haruslah dalam bentuk yang nyata, konkret dan tervisualisasikan oleh seorang yang menjadi sumber inspirasinya untuk meraih cita-cita.
Berdasarkan latar belakang diatas, SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo mempunyai inisiatif untuk mengadakan kegiatan puncak tema PROFESI yakni “Guruku Bukan Guru”, dengan mengambil tema “Your Profession is My Inspiration”. Untuk informasi selengkapnya tentang kegiatan ini silahkan kunjungi http://www.gurukubukanguru.co.cc
2011/02/18
Langganan:
Postingan (Atom)