Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2011/10/15

“Luar Biasa”

Sidang pengunjung yang terhormat,
Berbeda dari artikel-artikel sebelumnya yang selalu memuat tulisan-tulisan formal seputar dunia pendidikan. Kali ini saya merasa harus menuliskan sesuatu yang tidak formal. Tentu bukan tanpa alasan saya menulis ini. Ada beberapa hal yang membuat saya merasa perlu untuk melakukannya. Pertama, supaya pembaca blog ini tidak merasa bosan. Sudah beberapa artikel saya sampaikan dengan gaya formal (Lha gimana nggak formal, wong memang kebanyakan yang saya upload itu adl makalah-makalah serta tugas-tugas saya di bangku kuliah-S2 MP Unesa). Karenanya saya ingin menampilkan sesuatu yang berbeda dari biasanya, agar sidang pengunjung yang berbahagia tidak merasa bosan dan jenuh. Itu alasan pertama saya.
Alasan kedua adalah supaya ada warna lain dalam blog ini. Setelah beberapa bulan (tepatnya lebih dari setahun sih) blog ini saya buat, saya merasa tulisan-tulisannya monoton, tidak menarik, bahkan cenderung terasa “kaku”. Kalau boleh diibaratkan, umpama nada gitu maka blog ini adalah nada yang tidak ada fariasinya dalam sol mi sa si. Hanya sol saja atau si saja. Jadinya ya, tetap saja membosankan. Karena itu saya merasa perlu untuk memberikan warna lain.
Ketiga, tulisan ini masih ada kaitannya dengan blog yang ada di hadapan sidang pengunjung yang berbahagia. Pasalnya, beberapa waktu lalu ada seorang guru dari sebuah sekolah di sisi timur privinsi tempat saya tinggal (tentu saya tidak akan sampaikan tepatnya dimana, demi menjaga nama baik orang tersebut...hee) meminta untuk dikirim CD sebagaimana yang saya tawarkan. Melalui layanan SMS beliau meluncurkan pesan ke nomor yang ada di blog ini. Inti pesan itu adalah ingin mendapatkan CD yang saya tawarkan melalui blog ini juga. Hal itu sebagaimana telah dilakukan oleh banyak orang sebelum beliau.
Sidang pengunjung yang terhormat,
Setelah mengirimkan (juga melalui sms) alamat tempat pengiriman, saya pun berusaha untuk menyiapkan pesanan pada saat itu juga. Pesan singkat (sms) berikutnya adalah pertanyaan mengenai berapa harga yang harus ia bayar untuk CD yang akan ia dapatkan (biasalah, orang beli kan selalu tanya harga). Atas pertanyaan itu saya pun menjawab bahwa saya tidak menjual CD, saya hanya membantu rekan-rekan sidang pengunjung khususnya para pendidik yang ingin mengembangkan diri menjadi lebih baik. Saya hanya minta agar mengganti biaya operasional penggandaan dan pengiriman, yaaa kira-kira sekitar Rp 21.500 (DVD 2 keping @Rp 4.500 + Paket Express PT Pos Indonesia Rp 12.500). Untuk urusan bagaimana menghargai perjuangan dalam rangka mengumpulkan materi-materi yang ada di dalam CD selama bertahun-tahun melalui berbagai macam acara, itu terserah pemesan. Hal itu pula yang sering saya sampaikan kepada para pemesan yang lain.
Sekitar satu atau dua hari kemudian (tepatnya kapan, saya agak lupa) pesanan saya kirim lewat paket express PT. Pos Indonesia. Kemudian saya konfirmasi sang pemesan (melalui SMS) bahwa pesanan telah saya kirim, tidak lupa pula saya sampaikan bahwa biaya operasional sekitar Rp 21.500. Namun, sang pemesan tidak menjawab pesan singkat saya itu. Sampai beberapa hari tetap tidak ada jawaban. Akhirnya saya berfikir, ya sudahlah tidak diganti juga tidak apa-apa, lha wong niatnya cuma membantu koq.
Tiba-tiba hari ini, rabu (12/10) iseng-iseng saya cek rekening saya lewat internet, eh ternyata ada penambahan saldo. Tidak banyak sih, sekitar Rp 21.500. Saya sempat bertanya-tanya, siapa ya yang sengaja iseng ngirim uang dengan jumlah yang tidak lazim (Rp 21.500). Bukan berarti menyepelekan uang segitu lho, tapi ya aneh saja, kalau mau benar-benar ngirim kan 21 juta atau Rp 2.100.000, atau minimal ya 210 ribu lah, biar agak pantes gitu (hehehe…maunya..). Beberapa saat kemudian saya teringat pemesan CD yang beberapa waktu lalu telah saya konfirmasi. “Luar Biasa”, kalimat ini yang langsung terucap dari mulut saya. Pasti tidak ada orang lain, pasti dia, itu kesimpulan saya. Lagian ngapain juga ada orang yang tiba-tiba ngirim uang ke saya tanpa saya minta, lebih-lebih dengan jumlah yang tidak lazim.
Tidak ada yang aneh memang, juga tidak ada yang salah. Namun, bagi saya hal itu tetap tak lazim. Bagaimana mungkin ada orang yang meminta CD dengan kapasitas sekitar 6 GB dan berisi berbagai materi dan hal-hal lain seputar dunia pendidikan, dari mulai materi-materi tentang pembelajaran, PTK, KTI, RPP, video-video pembelajaran, animasi pembelajaran, BS-e, dan masih banyak lagi lainnya yang saya kumpulkan mulai tahun 2007 sampai sekarang dengan mengikuti berbagai acara seminar, pelatihan, diklat, dan lain-lain di berbagai wilayah di Jawa Timur, hanya menggantinya dengan Rp 21.500. “Luar Biasa”. Kecewa, sudah pasti iya, apalagi ketika awal tahu bahwa yang ngirim uang adalah si pemesan CD. Lagi-lagi “Luar Biasa”. Namun, bukan berarti saya tidak ikhlas dengan apa yang saya lakukan. Saya tetap ikhlas, apalagi niat yang sudah tertanam adalah ingin membantu rekan-rekan terutama para pendidik untuk mengembangkan diri. Kekecewaan yang awalnya membuncah pun perlahan-lahan sirna. Semoga CD itu bermanfaat. Nah, itulah alasan ketiga saya mengapa merasa perlu untuk menulis artikel ini (eh,,,termasuk kategori artikel atau bukan ya???). Entah bermanfaat atau tidak tulisan ini tapi tetap saja harapannya adalah agar membawa manfaat (hehee jadi bingung).
Sidang pengunjung yang terhormat,
Simpulannya adalah, sampaikanlah kepada orang apa yang seharusnya disampaikan agar tidak kecewa dikemudian hari. Belajarlah untuk ikhlas dalam melakukan segala hal serta niatkan semuanya untuk ibadah semata-mata hanya karena Alloh SWT. Belajarlah untuk menghargai usaha dan jerih payah orang lain, karena dengan begitu kita akan dihargai.
Semoga apa yang kita lakukan selalu bermanfaat

2011/10/02

Tanya Jawab Tentang MSDM

1. Jelaskan pentingnya peranan MSDM!
MSDM adalah suatu bidang manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia yang merupakan kekayaan uatama dalam organisasi perusahaan. Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Alat-alat canggih perusahaan tidak akan ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah hal yang sulit dan kompleks, karena mereka mempunyai pikiran, perasaan, status, keinginan, dan latar belakang yang heterogen yang dibawa ke dalam organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal atau gedung. Oleh karena itulah sangat diperlukan adanya Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dalam suatu organisasi yang mengatur masalah-masalah yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan, dan pemberhentian tenaga kerja untuk membantu terwujudnya tujuan perusahaan.
2. Apakah perbedaan dan persamaan antara manajemen dengan MSDM?
Persamaan antara manajemen dengan MSDM adalah keduanya merupakan ilmu atau seni atau alat untuk mengatur sesuatu sehingga tujuan sebuah organisasi/perusahaan dapat tercapai. Sedangkan perbedaan antara keduanya yaitu manajemen mengatur segala sumber daya yang terdiri dari enam unsur antara lain men, money, methode, materials, machines, dan market organisasi/perusahaan demi mencapai tujuan, sementara itu MSDM lebih fokus mengatur tentang Sumber Daya Manusia dalam sebuah organisasi/perusahaan.
3. Sebutkan pendekatan MSDM dan jelaskan!
a. Pendekatan mekanis
Mekanisasi adalah mengganti peranan tenaga kerja manusia dengan tenaga mesin untuk melakukan pekerjaan. Penggantian ini didasarkan kepada pertimbangan ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuan yang lebih besar dan lebih baik. Pendekatan mekanis ini menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi, efektivitas, standarisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin. Spesialisasi semakin mendalam danpembagian kerja semakin mendetail sebagai akibat perkembangan perusahaan dan kemajuan teknologi semakin canggih. Dalam hal ini seorang pekerja hanya mengerjakan satu jenis pekerjaan saja.
Keuntungan spesialisasi ini adalah pekerja semakin terampil dan efektivitas semakin besar. Kelemahannya, pekerjaan membosankan para pekerja, mematikan kreativitas, dan kebanggaan mereka dalam bekerja semakin berkurang. Pendekatan mekanis ini akan mengakibatkan timbulnya masalah-masalah pengangguran teknologis, keamanan ekonomis, organisasi buruh, kebanggaan dalam pekerjaan.
b. Pendekatan paternalis
Pada pendekatan paternalis, manajer untuk pengarahan bawahannya bertindak seperti bapak terhadap anak-anaknya. Para bawahan diperlakukan dengan baik, fasilitas-fasilitas diberikan, bawahan dianggap sebagai anak-anaknya. Misalnya, diberikan pinjaman uang serta didirikan took sehingga karyawan dapat membeli keperluannya secara kredit.
Tegasnya karyawan dianggap serta diperlakukan oleh manajer sebagai anak-anaknya saja. Pendekatan ini mengakibatkan karyawan menjadi manja, malas sehingga produktivitas kerjanya turun. Akhirnya laba berkurang bahkan perusahaan bisa rugi dan kelangsungan hidupnya terancam. Hal ini mendorong timbulnya pendekatan sistem sosial.
c. Pendekatan system social
Pendekatan system social ini memandang bahwa organisasi/perusahaan adalah suatu system yang kompleks yang beroperasi dalam lingkungan yang kompleks yang bisa disebut sebagai system yang ada di luar. Manajer mangakui dan menyadari bahwa tujuan organisasi/perusahaan baru akan tercapai jika terbina kerja sama yang harmonis antara sesama karyawan, bawahan dengan atasan, serta terjadi interaksi yang baik di antara semua karyawan. Pemikiran ini didasarkan pada adanya saling ketergantungan, interaksi, dan keterkaitan di antara sesama karyawan. Jelasnya, pendekatan system social ini mengutamakan kepada hubungan harmonis, interaksi yang baik, saling menghargai, saling membutuhkan, dan saling mengisi sehingga terdapat suatu total system yang baik.
4. Apakah dasar pendekatan mekanis?
Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan ekonomis, kemanusiaan, efektivitas, dan kemampuan yang lebih besar dan lebih baik. Pendekatan mekanis ini menitikberatkan analisisnya kepada spesialisasi, efektivitas, standarisasi, dan memperlakukan karyawan sama dengan mesin.
5. Apakah kelemahan pendekatan mekanis?
Kelemahan pada pendekatan ini adalah pekerjaan membosankan para pekerja, mematikan kreativitas, dan kebanggaan mereka dalam bekerja semakin berkurang.
6. Masalah apa yg timbul akibat pendekatan mekanis?
Masalah-masalah yang akan ditimbulkan dari pendekatan mekanis antara lain:
a. Pengangguran teknologis
Mekanisasi berarti bahwa pekerjaan yang dilaksanakan dengan metode padat karya menjadi metode utama modal. Penggantian metode kerja ini akan mengakibatkan banyak pekerja yang kehilangan pekerjaannya, sebab tenaga satu mesin dapat mengganti pekerjaan dari banyak orang.
Misalnya, menghitung bunga kredit rekening Koran secara manual dilakukan oleh 10 orang pekerja, pekerjaan ini akan dapat dilakukan hanya dengan satu computer dengan hasil lebih baik dan lebih cepat, sedangkan computer tadi hanya butuh dioperatori oleh satu orang saja. Jadi,akan menimbulkan 9 orang yang akan menganggur dan penganggur inilah yang disebut penganggur teknologis. Namun, moderenisasi ini tidak perlu ditakuti karena secara makro ekonomis pendapatan nasional semakin besar yang berarti semakin banyak proyek yang akan dibuka dan lapangan kerja juga akan semakin banyak.
b. Keamanan ekonomis
Keamanan ekonomis dimaksudkan ketika seseorang karyawan takut di-PHK, sehingga dia kehilangan pekerjaan yang mengakibatkan kehilangan pendapatannya. Ketidakpastian pekerjaan karena mekanisasi, apalagi usia dan tanggungannya yang semakin berat maka perasaan semakin tidak aman dalam arti ekonomi. Jelasnya keamanan ekonomis ini selalu menghantui perasaan kurang aman, takut di-PHK akibat dari mekanisasi ini.
c. Organisasi buruh
Pengangguran teknologi, keamanan ekonomis dan politis mendorong terbentuknya organisasi buruh atau serikat-serikat buruh. Organisasi buruh ini mulanya terbentuk dalam setiap perusahaan, tetapi kemudian berkembanglah organisasi buruh nasional dan internasional. Organisasi buruh ini berkembang dan semakin kuat dengan tujuan utama melindungi kepentingan buruh dari perlakuan yang sewenang-wenang oleh majikan atau manajer serta ditunggangi oleh unsur-unsur politis dari golongan-golongan tertentu. Organisasi buruh yang kuat akan menyulitkan pimpinan perusahaan untuk menetapkan berbagai kebijaksanaannya, bahkan sering pimpinan organisasi buruh harus diikutsertakan dalam penetapan kebijaksanaan yang akan diambil. Misalnya, manajer tidak dapat sewenang-wenang memecat buruh, lamanya jam kerja, uang lembur, dan lain-lain.
d. Kebanggaan dalam pekerjaan
Dengan pembagian kerja yang berdasarkan spesialisasi secara mendetail maka setiap buruh hanya mengerjakan semacam pekerjaan saja. Hal ini akan meningkatkan keterampilannya, tetapi di sisi lain pekerjaan menjadi membosankan, dan kebanggan terhadap pekerjaan semakin rendah, sebab hasil akhir dari pekerjaan itu dirasa kurang berarti.
7. Mengapa tenaga kerja manusia merupakan faktor dominan dalam mewujudkan tujuan organisasi?
Karena tenaga kerja manusia adalah penggerak segala sumber daya organisasi/perusahaan yang menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya tujuan organisasi. Tujuan organisasi tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat yang canggih yang dimiliki oleh perusahaan tidak aka nada manfaatnya jika peran aktif karyawan tidak diikutsertakan.
8. Jelaskan pengertian pendekatan hubungan manusia!
Pendekatan hubungan manusia dapat disebut pula sebagai pendekatan paternalis. Dalam hal ini manajer untuk pengarahan bawahannya bertindak seperti Bapak terhadap anak-anaknya. Para bawahan diperlakukan dengan baik, fasilitas-fasilitas diberikan, bahwan dianggap sebagai anak-anaknya. Misalnya, diberikan pinjaman uang serta didirikan toko sehingga karyaan dapat membeli keperluannya secara kredit. Tegasnya, karyawan diperlakukan serta dianggap oleh manajer sebagai anak-anaknya saja.
9. Peranan apa saja yang diberikan karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan?
Peranan yang diberikan karyawan dalam mewujudkan tujuan perusahaan antara lain merencanakan segala macam kegiatan yang akan dilakukan oleh organisasi/perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuan, melakukan atau melaksanakan segala sesuatu yang telah direncanakan. Di samping itu peranan karyawan dalam hal pengaturan organisasi/perusahaan meliputi masalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan kedisiplinan.

2011/09/19

Pemanfaatan Komputer dan Internet Dalam Proses Belajar Mengajar

Perkembangan teknologi dewasa ini membawa dampak yang cukup signifikan pada hampir segala lini kehidupan. Tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Teknologi telah banyak mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan. Baik dari sisi proses belajar mengajar, manajemen, sampai pada kebijakan pendidikan. Oleh karena itu tidak heran bila saat ini banyak orang dari kalangan pendidik maupun tenaga kependidikan yang masih minim pengetahuan tentang teknologi, berusaha dengan keras untuk dapat mengetahui dan menguasai teknologi. Hal itu dimaksudkan untuk mengejar ketertinggalan mereka terhadap perkembangan teknologi.Dalam proses belajar mengajar, rasanya sangat janggal bila ada seorang guru yang tidak memahami bahkan tidak mampu mengoperasikan komputer apalagi internet. Sementara siswanya sudah akrab dengan dunia tersebut, bahkan menjadi pelanggan setia warnet (warung internet). Bagaimana pendidikan bisa berkembang dangan baik bila masih ada para pendidik yang tidak mau belajar dan mengembangkan diri. Hal yang demikian ini seharusnya sudah tidak boleh terjadi.
Oleh karena itu, dengan semangat kemajuan dan perbaikan generasi, Utama Study Club bermaksud untuk mengadakan pelatihan pemanfaatan komputer dan internet dalam proses pembelajaran. Semoga kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

2011/08/27

Pengertian Manajemen Pendidikan (ontology)

Menurut Suryosubroto (2004:27) terdapat beberapa uraian yang akan lebih memperjelas maksud dari manajemen pendidikan, sebelum kita mengerucut pada definisi manajemen pendidikan. Uraian-uraian tersebut adalah:
1. Manajemen pendidikan merupakan bentuk kerjasama personel pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan umum yang akan dicapai dalam kerjasama itu adalah pembentukan kepribadian murid sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tingkat perkembangannya pada usia pendidikan.
2. Manajemen pendidikan merupakan suatu proses yang merupakan daur (siklus) penyelenggara pendidikan dimulai dari perencanaan, diikuti oleh pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, pemantauan, dan penilaian tentang usaha sekolah untuk mencapai tujuannya.
3. Manajemen pendidikan merupakan usaha untuk melakukan pengelolaan sistem pendidikan.
4. Manajemen pendidikan merupakan kegiatan memimpin, mengambil keputusan serta berkomunikasi dalam organisasi sekolah sebagai usaha untuk mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan manajemen pendidikan adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan semua sumber personil dan materil dalam dunia pendidikan guna tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Adapun yang menjadi ruang lingkup dari manajemen pendidikan sebagaimana yang dikemukakan oleh Direktorat Pendidikan Menengah Umum Depdiknas (1999) dalam buku Panduan Manajemen Sekolah, yang didalamnya mengetengahkan bidang-bidang kegiatan manajemen pendidikan, adalah meliputi:
1. Manajemen kurikulum
2. Manajemen personalia
3. Manajemen kesiswaan
4. Manajemen keuangan
5. Manajemen perawatan preventif sarana dan prasarana sekolah

2011/08/18

Kepemimpinan Visioner

Kepemimpinan yang relevan dengan tuntutan school based management dan didambakan bagi peningkatan kualitas pendidikan adalah kepemimpinan yang memiliki visi (visionary leadership), yaitu kepemimpinan yang kerja pokoknya difokuskan pada rekayasa masa depan yang penuh tantangan. Selain itu, menjadi agen perubahan yang unggul dan menjadi penentu arah organisasi yang memahami prioritas, menjadi pelatih yang profesional, serta dapat membimbing personel lainnya ke arah profesionalisme kerja yang diharapkan.
Kepemimpinan visioner ditandai oleh kemampuan dalam membuat perencanaan yang jelas sehingga dari rumusan visinya tersebut akan tergambar sasaran apa yang hendak dicapai dari pengembangan lembaga yang dipimpinnya. Dalam konteks kepemimpinan pendidikan, penentuan sasaran dari rumusan visi tersebut dikenal dengan penentuan sasaran bidang hasil pokok.
Kemampuan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengomunikasikan.mensosialisasikan/mentransformasikan, dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal yang berasal dari dirinya atau sebagai hasil interaksi sosial di antara anggota organisasi dan stakeholders yang diyakini sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih atau diwujudkan melalui komitmen semua personel.
Langkah-langkah kepemimpinan visioner:
1. Penciptaan visi
Pemimpin sebagai pencipta visi berarti mampu memikirkan secara kreatif masa depan organisasi. Terbentuknya visi dipengaruhi oleh pengalaman hidup, pendidikan, pengalaman profesional, interaksi dan komunikasi internasional, pertemuan kelimuan, serta kegiatan intelektual yang membentuk pola pikir (mindset) tertentu (Gaffar, 1994, dalam Komariah dan Triatna, 2005).
Mulyadi (1998, dalam Komariah dan Triatna, 2005) mencatat 2 tahapan dalam penciptaan visi, yaitu:

a. Trend watching
Kemampuan tingkat tinggi untuk dapat memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa depan melalui kepiawaiannya dalam bidang yang digeluti serta kepekaan terhadap signal-signal alam dan perubahannya, sekaligus memiliki kekuatan mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai kekuatan supranatural luar biasa yang dapat membimbing perilakunya dalam menangkap makna dari suatu gejala alam. Melalui trend watching, pimpinan dapat mendeteksi arah perbuahan di masa yang akan datang dan berbagai peluang yang tersembunyi.
b. Envisioning
Kemampuan pemimpin untuk merumuskan visi berdasarkan hasil pengamatan trend perubahan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Envisioning merupakan kemampuan kita untuk menggambarkan pikiran kita yang melampaui realitas sekarang, kemampuan untuk menggambarkan sesuatu yang akan kita ciptakan yang belum pernah ada sebelumnya, dan kemampuan untuk menggambarkan kondisi baru yang belum pernah kita alami sebelumnya.
2. Perumusan visi
Kepemimpinan visioner dalam tugas perumusan visi adalah kesadaran akan pentingnya visi dirumuskan dalam statement yang jelas agar menjadi komitmen semua personel dalam mewujudkannya sehingga pemimpin berupaya mengolaborasi informasi, cita-cita, dan keinginan pribadi dipadukan dengan cita-cita/gagasan personel lain dalam forum komunikasi yang intensif sehingga menghasilkan kristalisasi visi organisasi. Visi perlu dirumuskan dalam statement yang jelas dan tegas.
3. Transformasi visi
Transformasi visi merupakan kemampuan membangun kepercayaan melalui komunikasi yang intensif dan efektif sebagai upaya shared vision pada stakeholders sehingga diperoleh sense of belonging dan sense of ownership. Visi harus ditransformasikan dengan melakukan upaya berbagi visi dan diharapkan terjadi difusi visi dan menimbulkan komitmen seluruh personel. Dalam upaya transformasi visi, kadang kita gagal melakukannya karena terjadi beberapa masalah dari visi. Sinamo (1998, dalam Komariah dan Triatna, 2005) mengungkapkan 6 sebab mengapa visi organisasi gagal, antara lain:
a. Kerancuan visi dan misi
b. Secara intrinsik visi dan misi tidak betul-betul didambakan
c. Visi dan misi tidak mencerminkan penderitaan dan harapan
d. Visi dan misi tidak diyakini dapat dicapai
e. Visi dan misi tidak fleksibel
f. Visi dan misi tidak didukung oleh strategi organisasi dan sistem manajemen yang tepat
4. Implementasi visi
Implementasi visi merupakan kemampuan pemimpin dalam menjabarkan dan menerjemahkan visi ke dalam tindakan. Visi yang tidak diimplementasikan adalah slogan dan simbol-simbol yang tidak banyak berpengaruh terhadap kinerja, bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa tanpa implementasi, statement-statement yang diyakini sebagai visi sebenarnya bukanlah visi. Visi harus diwujudkan dalam kerja kepemimpinan.

2011/08/01

Pengertian Pengelolaan Kelas

Pengelolaan kelas dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai Classroom Management, yang berarti istilah pengelolaan identik dengan manajemen. Pengertian pengelolaan atau manajemen pada umumnya yaitu kegiatan-kegiatan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pengawasan, dan penilaian.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengelolaan diartikan dengan “penyelenggaraan, pengurusan”. Sedangkan yang dimaksud dengan kelas adalah “tingkat, ruang tempat belajar di sekolah”. 6 dengan kata lain pengelolaan kelas diterjemahkan secara singkat sebagai suatu proses penyelenggaraan atau pengurusan ruang dimana dilakukan kegiatan belajar
mengajar, dan untuk lebih jelasnya berikut pengertian pengelolaan kelas yang dikemukakan oleh Usman, bahwa “pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar”.
Pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan “raport”, penghentian tingkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh penetapan norma kelompok yang produktif, dan sebagainya).
Masalah pengelolaan kelas harus ditanggulangi dengan tindakan korektif pengelolaan. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. Sebagai pemberian dasar serta penyiapan kondisi bagi terjadinya proses belajar yang efektif, pengelolaan kelas menunjuk kepada pengaturan orang (dalam hal ini peserta didik) maupun pengaturan fasilitas. Fasilitas disini mencakup pengertian yang luas, mulai dari ventilasi, penerangan, tempat duduk, sampai dengan perencanaan program belajar mengajar yang tepat.

2011/07/26

Teknologi Untuk Efektifitas Pendidikan

Usaha mengembangkan kualitas sumber daya manusia menjadi semakin penting bagi setiap bangsa dalam menghadapi era persaingan global. Pendidikan memiliki arti penting yang sulit dipisahkan dalam kehidupan manusia. Pada hakikatnya pendidikan bersifat mutlak dan berlangsung seumur hidup. Untuk mendapatkan hasil pendidikan yang mampu mencetak tenaga profesional yang berkualitas serta memiliki kepekaan terhadap lingkungan, mampu berfikir nalar, logis dan sistematis, pelaksanaan pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.Salah satu wujud pemanfaatan teknologi dalam proses pembelajaran sebagai upaya mewujudkan efektivitas pendidikan adalah media pembelajaran. Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life. Artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e, seperti e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-biodiversitiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.
Dalam praktiknya, ada berbagai produk teknologi yang dapat bahkan telah dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar. Berbagai produk ini terbukti mampu menjadi formula untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan kepada para peserta didik dengan baik. Produk teknologi yang sering dimanfaatkan dalam proses pembelajaran antara lain internet, komputer, televisi, radio, LCD, Tape Recorder, dll.
Pengelolaan atau manajemen pendidikan yang baik merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan pendidikan yang efektif. Manajemen pendidikan itu sendiri merupakan pelibatan dari berbagai unsur yang terkait dalam pengelolaan pendidikan, antara lain: pemerintah, sekolah, guru, siswa, orang tua, komite sekolah, masyarakat, industri, dll. Untuk mewujudkan manajemen pendidikan yang baik sehingga dapat mewujudkan pendidikan yang efektif, peranan teknologi informasi sangat dibutuhkan.

2011/07/21

Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan (Sudjana dan Rivai, 2007:1). Menurut Slameto (dalam Robert, 2005:8) belajar merupakan kejadian yang dialami setiap orang, belajar dimulai sejak bayi sampai tidak ada batasnya/berlangsung seumur hidup. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja selama dalam proses tersebut seseorang telah mengalami perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) (Sadiman dkk, 2006:2). Slameto (dalam Robert, 2005:09) menyatakan bahwa perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang terdapat dalam diri individu (intern) itu sendiri maupun faktor yang berasal dari luar individu (ekstern). Lebih lanjut diungkapkan bahwa faktor intern antara lain adalah kemauan, minat dan perhatian, bakat, kebiasaan, usaha serta faktor-faktor lainnya. Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar adalah faktor keluarga, sekolah dan masyarakat.Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja yang menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari proses belajar yang dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.
Mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk dapat berubah/mengembangkan skill, kepribadian, cita-cita, penghargaan dan pengetahuan (Slameto dalam Robert, 2005:9). Dengan demikian mengajar berarti mengatur situasi belajar siswa sedemikian rupa, sehingga termotivasi untuk melakukan aktivitas (belajar), yang menghasilkan perubahan pada dirinya. Mengajar sebagai suatu proses yaitu proses yang dilakukan guru dalam menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Dengan kata lain, hasil proses mengajar adalah proses belajar, sedangkan hasil proses belajar adalah perubahan tingkah laku. Oleh karena itu berbagai macam pilihan metode dapat diterapkan oleh para pengajar untuk mendapatkan hasil dari proses mengajar sebagaimana yang telah diungkapkan di atas.
Agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, maka keduanya harus berjalan beriringan dan saling terkait. Menurut Alimufi (dalam Robert, 2005:10) belajar mengajar merupakan suatu proses yang melibatkan dua jenis proses yang harus berjalan bersama, dimana proses yang harus dijalani oleh siswa sebagai anak didik maupun proses yang dilakukan oleh guru sebagai pendidik secara sadar dan disengaja untuk mewujudkan tercapainya perubahan tingkah laku dan pertumbuhan anak didik tersebut.

2011/07/18

e-Book adalah...

e-Books are electronic books that are downloaded to your computer or handheld device. You can view and read your e-Books using simple eBook reader software – anytime or anywhere. dikutip dari Rahardjo: 2002).E-Book adalah buku elektronik yang didownload ke dalam komputer atau alat lain seperti PDA. Kemudian kita dapat melihat dan membaca buku tersebut dengan menggunakan software pembaca sederhana (http:// wowosk.com/teknologi/ebook.php. 01 Maret 2008).
E-Book memiliki tiga komponen yaitu file e-Book, software untuk membaca e-Book, dan perangkat keras (hardware) untuk membaca e-Book, seperti komputer, laptop, atau alat lain. E-Book biasanya tersedia pada perpustakaan on-line, toko buku on-line, atau dapat juga dibuat dari bentuk yang biasa yang telah tersedia dalam program komputer.
Dari pengertian di atas, bisa disimpulkan bahwa e-Book adalah buku yang berbentuk elektronik yang memberikan kemudahan bagi setiap orang yang senang membaca tanpa harus membawa wujud bukunya, karena cukup dengan alat kecil yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga tidak merepotkan pemakai dengan beban buku yang cukup tebal.

2011/07/16

Media Pembelajaran

Media pembelajaran memiliki kontribusi yang sangat besar dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana dan Rivai, 2007:2). Peran penting media pembelajaran tersebut sesuai dengan pengertiannya, sebagaimana yang diungkapkan oleh Heinich dan kawan-kawan (dalam Arsyad, 2004) yang menyatakan bahwa media pembelajaran adalah perantara yang membawa informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Dengan mempertimbangkan pengertian diatas maka pemilihan media pembelajaran harus sesuai agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar yang pada akhirnya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai siswa.
Adapun alasan media pembelajaran dapat membantu proses belajar mengajar adalah:
a. Media pembelajaran dapat membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.
b. Media pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat-minat yang baru.
c. Media pembelajaran dapat memungkinkan terjadinya interaksi siswa dengan lingkungan.
d. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan dalam pengamatan
(Hamalik, 1989:17-18)
Menurut Sukarmin (dalam Cahyaning, 2008:4) ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan media, diantaranya adalah:
a. Media harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b. Media yang digunakan haruslah praktis, luwes dan betahan.
c. Guru harus terampil menggunakan media yang dipilih dalam proses belajar mengajar.

2011/07/15

Anak Adalah Masa Depan Bangsa

Bila anak banyak dicela, ia akan terbiasa menyalahkan
Bila anak banyak dimusuhi, ia akan terbiasa menentang
Bila anak dihantui ketakutan, ia akan terbiasa merasa cemas
Bila anak banyak dikasihani, ia akan terbiasa meratapi nasibnya
Bila anak dikelilingi olok-olok, ia akan terbiasa menjadi pemalu
Bila anak dikitari rasa iri, ia akan terbiasa merasa bersalah
Bila anak serba dimengerti, ia akan terbiasa menjadi penyabar
Bila anak banyak diberi dorongan, ia akan terbiasa percaya diri
Bila anak banyak dipuji, ia akan terbiasa menghargai
Bila anak diterima oleh lingkungannya, ia akan terbiasa menyayangi
Bila anak tidak banyak dipersalahkan, ia akan terbiasa senang menjadi dirinya sendiri
Bila anak mendapatkan pengakuan dari kiri-kanan, ia akan terbiasa menetapkan arah langkahnya
Bila anak diperlakukan dengan jujur, ia akan terbiasa melihat kebenaran
Bila anak ditimang tanpa berat sebelah, ia akan terbiasa melihat keadilan
Bila anak mengenyam rasa aman, ia akan terbiasa mengandalkan diri dan mempercayai orang sekitarnya
Bila anak dikerumuni keramahan, ia akan terbiasa berpendirian “Sungguh indah dunia ini!”
Anak adalah investasi masa depan. Investasi yang nyata bagi orang tua, masyarakat, agama, bangsa dan negara. Anak merupakan harta yang paling berharga yang harus benar-benar dijaga. Kesalahan dalam menjaga dan mendidik anak dapat mengakibatkan kerugian yang sangat fatal bagi orang tua, masyarakat, agama, bangsa, dan negara. Tidak hanya itu, orang tua bisa jadi akan mengalami penyesalan seumur hidup bila melakukan kesalahan dalam mendidik anak.
Banyak orang tua yang belum memahami bagaimana perkembangan anak dan tugas-tugas dari perkembangan itu sendiri. Mungkin juga termasuk anda. Banyak pula orang tua yang belum memahami bagaimana sesungguhnya pola pendidikan yang baik bagi anak. Khususnya bagi anak yang berada pada fase perkembangan terbaik, yaitu usia 0-12 tahun. Bahkan mungkin ada pula para orang tua yang tidak peduli terhadap perkembangan anak. Bila hal itu terjadi, maka sesungguhnya para orang tua tersebut telah menghancurkan dirinya sendiri, masyarakat, agama, bangsa dan negara.

2011/07/14

Kaidah Penulisan Artikel Ilmiah

Dalam penulisan artikel ilmiah perlu diperhatikan dan diterapkan kaidah-kaidah penulisan yang telah ditetapkan. Kaidah penulisan artikel ilmiah dapat dibagi dua yaitu kaidah yang bersifat universal dan kaidah yang bersifat selingkung. Secara umum kaidah yang bersifat universal lebih terfokus pada aturan-aturan penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Sedangkan kaidah yang bersifat selingkung berkaitan dengan norma-norma penulisan artikel yang bertolak dari konvensi aturan-aturan penulisan yang lebih bersifat teknis yang harus diikuti oleh penulis artikel untuk wadah terbiatn yang menjadi tujuan.1. Kaidah Penulisan Universal
Tata tulis yang bersifat universal mengacu pada penggunaan ragam bahasa Indonesia yang baku. Unsur utama dalam bahasa Indonesia yang baku adalah ejaan. Ejaan dalam penyampaian ide seseorang secara tertulis yang direpresentasikan dengan kata kepada orang lain mempunyai kedudukan yang sangat penting. Unsur-unsur bahasa indonesia sebagai bahasa tulis ilmiah harus benar-benar diperhatikan. Dikatakan oleh rifai dalam Mukadis (2006:50) bahwa kata yang digunakan untuk menyampaikan satuan-satuan makna memiliki medan makna dengan corak, nuansa dan kekuatan yang berbeda-beda.
2. Kaidah Penulisan Selingkung
Kaidah penulisan ini lebih berorientasi pada konvensi aturan penulisan artikel yang bersifat teknis. Kaidah penulisan selingkung ini mungkin berbeda atntar wadah terbitan satu dengan yang lain, baik dalam satu lembaga maupun antar lembaga. Faktor penyebab adanya perbedaan kaidah selingkung antar penerbitan jurnal antara lain konteks bidang, karakteristik, lembaga penaung, asosiasi profesi, dan jenis pengelompokan artikel. Beberapa hal yang terkait dengan gaya selingkung dalam wadah terbitan jurnal adalah: sistematika penulisan, cara merujuk, cara menulis daftar rujukan, penulisan/penyajian tabel, penulisan/penyajian gambar, dan penulisan identitas penulis.

2011/06/23

Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal development) yang strategis karena program diklat selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program diklat selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan, seperti pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan yang remidial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan anggota organisasi.Tujuan utama diklat kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah. Langkah utama yang perlu dilaksanakan adalah bagaimana mengemas program diklat agar dapat mencakup program isi, metodologi, serta peralatan pelatihan.
Program diklat untuk kepala sekolah dapat dibedakan menjadi 2, yakni program pre-service dan program service training. Program pre-service diperuntukkan bagi calon kepala sekolah yang telah terpilih melalui proses rekruitmen, seleksi, dan pemilihan (prospective principals), sedangkan program service training diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan kepala sekolah. Namun, kedua program tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kepala sekolah yang profesional.

2011/06/17

Manfaat Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Dunia Pendidikan

Perkembangan Pendidikan di Indonesia yang maju sekarang ini, baik dari aspek administratif maupun teknologi mengharuskan agar proses pelayanan pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi manajemen pendidikan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan menjadi faktor penting sekaligus penghematan bagi pendidikan dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah Pendidikan. Selain itu, untuk memberikan kemudahan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap kegiatan suatu organisasi sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, maka dibutuhkan sistem informasi manajemen yang berbasisi komputer. Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga Pendidikan telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini
Kegiatan utama dari semua sistem informasi, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya diperoleh informasi sebagai keluarannya (output). Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.
Sebuah SIM, baik sistem informasi manual maupun yang dilengkapi dengan perlengkapan sistem komputer memiliki komponen dasar yang sama, yaitu masukan berupa bahan informasi/data, pengolahan data, instruksi dan prosedur, keluaran, serta catatan-catatan dan arsip. Bahan informasi ini yang akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna bagi manusia. Proses pengolahan data ini dilakukan dalam suatu mekanisme kerja SIM.
Murdick (1997) menyatakan komponen-komponen sistem informasi manajemen dibagi menjadi lima bagian, yaitu: (1) input data, (2) pengolah data, (3) catatan dan arsip, (4) instruksi dan prosedur, (5) output

2011/05/16

Peran dan Fungsi Ekonomi Pendidikan

Peranan ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang peranan penting sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan ketrampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila pengelola dan guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya dan memiliki ketrampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya, memberi kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai.Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses pendidikan bukan merupakan modal yang dikembangkan dan juga mendapatkan keuntungan yang berlimpah, disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakn lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:
a. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti prasarana dan sarana, media, alat peraga dan sebagainya.
b. Membiayai semua perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon.
c. Membayar jasa dari segala kegiatan pendidikan.
d. Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti; belajar hidup hemat.
e. Memenuhi kebutuhan dasar para personalia pendidikan.
f. Meningkatkan motivasi kerja.
g. Meningkatkan gairah kerja para personalia pendidikan.
Dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas, oleh karena itu ada kewajiaban lembaga pendidikan untuk memperbanyak Sumber-sumber dana pendidikan yang mungkin bisa diperoleh di antaranya:
a. Dari pemerintah dalam bentuk proyek pembangunan, penelitian dan sebagainya.
b. Kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat.
c. Membentuk pajak pendidikan. Program ini bisa dirancang bersama antara lembaga pemerintah setempat dan masyarakat, dengan cara ini bukan saja orang tua siswa yang membayar dana pendidikan tetapi semua masyarakat.
d. Usaha-usaha lainya.
Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dibagi atas:
a. Dana rutin adalah dana yang dipakai untuk membiayai kegiatan rutin seperti gaji pendidikan pengabdian masyarakat, penelitian dan sebagainya.
b. Dana pembangunan, adalah dana yang dipakai untuk membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang, seperti; membangun prasarana dan sarana, alat belajar, media, dan kurikulum baru.
c. Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan.
d. Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaanya untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan.
Didalam mengelola dan merencanakan sumber dana, maka ada tiga macam perencanaan biaya pendidikan yaitu:
a. Perencanaan sacara tradisional, yaitu merencanakan masing-masing pendidikan maka masing masing pendidikan tersebut ditentukan biayanya.
b. SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran): Pengaturan jenis-jenis kegiatan dalam pendidikan diatur dalam system, alokasi dana disusun berdasarkan realita, dan semua kegiatan ditujukan pada pencapaian target pendidikan.
c. ZBB (Zero Base Budgeting), hanya diatur untuk satu tahun anggaran. Dengan demikian dana pendidikan perlu dikelola secara profesional dengan SP4 dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pembelian yang sah.

Upaya Mewujudkan Filsafat Pendidikan di Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Jasin, dkk (1994, dalam Pidarta, 2007) dengan reponden para mahasiswa PGSD, S1, S2, dan S3 IKIP Jakarta dan para ahli pendidikan di Jakarta, bandung, dan Surabaya mengemukakan beberapa hal, yakni:
1. Belum jelas pengertian pendidikan dan pengajaran
2. Ilmu pendidikan kurang dikembangkan
3. Ilmu pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru
4. Belum jelas apakah ilmu pendidikan merupakan ilmu dasar atau ilmu terapan
5. Struktur ilmu pendidikan kurang dikenal
6. Belum jelas apakah guru mendidik dan mengajar atau hanya mengajar saja
Ilmu pendidikan yang bercorak Indonesia harus dikembangkan secara valid, dengan cara memikirkan dan merenungkan secara mendalam mengenai ilmu itu sendiri, budaya dan geografis Indonesia yang mewarnainya. Pemikiran dan perenungan yang mendalam itu adalah filsafat yang khusus membahas pendidikan yang tepat diterapkan di Indonesia. Kesimpulannya, untuk menemukan teori-teori pendidikan yang bercorak Indonesia dibutuhkan terlebih dahulu rumusan filsafat pendidikan yang bercorak Indonesia pula.
Rumusan filsafat Indonesia akan mudah dibentuk apabila pemerintah memberikan perhatian lebih di dunia pendidikan. Upaya mendorong pemerintah untuk merumuskan filsafat pendidikan dan teori pendidikan yang bercorak Indonesia sudah pernah dilakukan menjelang sidang umum MPR (Kompas, 27 Nopember 1992, dalam Pidarta, 2007), sebagai satu sumbangan untuk bahan sidang umum itu. Namun, GBHN 1993 sebagai produk sidang itu tidak mencantumkan perlunya perumusan filsafat dan teori pendidikan. Hal lain yang membuat sulitnya mengembangkan filsafat dan teori pendidikan, yakni adanya kesulitan menjabarkan sila-sila Pancasila agar mudah diterapkan di lapangan.

2011/05/15

Masyarakat dan Sekolah

Semua golongan masyarakat telah menganggap bahwa pendidikan formal berada di sekolah. Sekolah merupakan tujuan bagi orang tua sebagai upaya untuk memberikan pendidikan kepada anak. Terdapat anggapan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan untuk seorang anak jika orang tua tersebut belum mampu untuk memberikan pendidikan umum kepada anak secara sempurna dan lengkap. Intinya sekolah merupakan rumah kedua bagi anak untuk mengenyam pendidikan.Disisi lain, ada juga orang tua yang tidak puas atau sudah kurang mempercayai lembaga sekolah sebagai sarana untuk pendidikan anak. Karena meskipun bersekolah, tetap saja banyak anak yang masih berada pada tingkat kenakalan dan rendahnya intelektual yang dimiliki. Dari anggapan yang seperti inilah kemudian timbul ide-ide baru di dalam dunia pendidikan yang lebih mengedepankan proses pembelajaran yang inovatif dan lokasi belajar yang bervariasi serta dimasukkanya materi pembelajaran tentang akhlak atau budi pekerti dalam kurikulum.
Beberapa kondisi di atas sudah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan telah menjadi bagian dari masyarakat. Dimana ada kelompok masyarakat, disitu juga terdapat lembaga pendidikan baik yang swasta maupun negeri. Meskipun sekolah telah menjadi satu kesatuan dalam masyarakat, tetapi sekolah tersebut memiliki identitas sendiri sebagai lembaga pendidikan. Dalam hal ini sekolah tidak dibenarkan menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Sebaliknya sekolah juga tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat, karena sekolah dapat dikatakan sebagai fasilitas bagi masyarakat.
Made Pidarta (2007: 178) memberikan ilustrasi bahwa sekolah tidak dibenarkan sebagai menara air, yaitu melebur menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan menjadi menara gading yang mengisolasi diri terhadap masyarakat sekitarnya.
Made Pidarta (2007: 178) juga memberikan ilustrasi bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dibayangkan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motifnya atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Motif-motif batik yang dituangkan di atas kain itu memberikan corak keindahan tertentu pada lembaran kain itu. Pola-pola gambar itu membuat batik itu menjadi meningkat kualitasnya dan bertambah tinggi harganya. Bayangkan manakala pola-pola gambar itu tidak berada di atas kain itu, maka pola itu akan berkurang artinya. Begitu juga batik tanpa pola yang menarik akan menjadi rendah mutunya di mata pembeli. Lembaga pendidikan merupakan bunga bagi masyarakat sekitarnya.

Kebudayaan dan Pendidikan

Terdapat beberapa pengertian dari kebudayaan yang kesemuanya menguraikan bahwa kebudayaan merupakan bagian menyeluruh dari kehidupan manusia yang kaitannya juga dengan hubungan antar manusia dan di dalamnya terkandung unsur pengetahuan yaitu berupa ilmu pengetahuan, kepercayaan yang dianut sebagai manusia yang beragama atau pun kepercayaan tanpa bentuk agama, seni yang merupakan ekspresi dari penciptaan ide-ide kreatif yang alamiah, hukum sebagai aturan-aturan yang diberlakukan dalam rangka mencapai ketertiban dan kedamaian, moral yang kaitannya dengan budi pekerti, adat yaitu kebiasaan-kebiasaan dalam kelompok tertentu dalam melaksanakan kegiatan kelompok masyarakat dalam kondisi dan keadaan tertentu. Semua unsur yang terkandung dalam kebudayaan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan hidup manusia.Pengertian dari kebudayaan dan perkembangan kebudayaan terkait di dalamnya beberapa komponen antara lain gagasan yang merupakan ide dari pola berfikir. Komponen ideologi berkaitan dengan kepercayaan, norma merupakan pelajaran tentang cara yang baik dalam berinteraksi kepada orang lain. Sehubungan dengan zaman, teknologi berperan sebagai fasilitas untuk menuju perkembangan dan persaingan global. Selain itu ada juga komponen benda yang merupakan media dari sebuah karya. Komponen kesenian masuk di dalam kebudayaan sebagai bentuk ekspresi dari karya cipta, rasa, dan karsa dan yang merupakan bentuk ekspresi dari individu atau dari kelompok masyarakat. Kesemuanya dilandasi dengan komponen ilmu sebagai landasan dari segala perbuatan serta perkembangan kemampuan dan keahlian manusia, serta kepandaian yang merupakan hasil dari pencapaian proses pembelajaran.

Sosiologi dan Pendidikan

Jika dipandang kaitannya dengan landasan pembelajaran, sosiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Pengertian ini menunjukkan bahwa sosiologi adalah bidang ilmu yang melandasi hubungan antar manusia khususnya dalam konteks pembelajaran. Hubungan sosial dimulai dari individu kemudian interaksi antara individu. Hubungan sosial akan terus berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu tentang dunia yang ada di sekitar. Secara alamiah, setiap individu memiliki rasa ingin tahu tentang bagaimana hubungan sosial yang baik. Asrori (2007: 105) menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu bagaimana cara melakukan hubungan sosial secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial.Ada beberapa ciri yang nampak dalam kaitannya dengan sosiologi, beberapa ciri tersebut antara lain adalah ciri Empiris yang merupakan ciri utama dari sosiologi. Empiris mengandung pengertian bahwa sosiologi sebagai ilmu bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Ciri berikutnya adalah ciri Teoretis yaitu peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda. Ciri selanjutnya adalah ciri Komulatif. Ciri komulatif terbentuk sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, dan yang membuat teori-teori tersebut berkomulasi mengarah pada teori yang lebih baik. Dari bebarapa teori yang ada sebelumnya, teori Nonetis merupakan teori berikutnya yang menceritakan apa adanya tentang masyarakat dan individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hl itu baik atau buruk.
Bagian lain dari sosiologi yang merupakan bentuk perkembangan dan kebutuhan masyarakat adala sosiologi pendidikan. Sosiologi dan pendidikan atau sosiologi pendidikan tentunya membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Beberapa unsur yang menyebabkan sosiologi dan sosiologi pendidikan berkaitan erat adalah di dalam sosiologi pendidikan terjadi interaksi antara guru dan siswa, adanya dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, terbentuknya struktur dan fungsi sistem pendidikan, serta adanya sistem-sistem masyarakat dan pengaruh terhadap pendidikan.

2011/05/14

Telaah Lingkungan Internal dan Eksternal

Telaah lingkungan internal dan eksternal merupakan analisis dalam bingkai SWOT. Telaah lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Sedangkan telaah lingkungan eksternal merupakan uraian tentang dimensi peluang (O) dan ancaman (T). Akdon (2007, 111-112) memberikan penjelasan terhadap dua telaah diatas, diantaranya adalah:1. Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan strategik dalam mencapai visi dan misi.
2. Kelemahan internal (Weakness) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
Telaah lingkungan eksternal meliputi:
1. Peluang (opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
2. Tantangan/Ancaman (Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan misi.
Selanjutnya, secara lebih spesifik Akdon menjelaskan hal-hal yang perlu dicermati dalam telaah lingkungan internal dan eksternal.
Telaah lingkungan internal mencermati kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola manajemen meliputi antara lain:
1. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
2. Sistem organisasi dalam mencapai efektivitas organisasi termasuk efektivitas komunikasi internal.
3. Sumber daya manusia, sumber daya alam, tenaga terampil (skill) dalam tingkat pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya manusianya.
4. Biaya operasional berikut sumber dananya.
5. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat ini.
Telaah lingkungan eksternal mencermati peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek:
1. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, Pesan Pelanggan.
2. Social environment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting seperti ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik, hukum, lingkungan hidup, ekologi, geografi.
a. Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan organisasi, dan analisanya paling sulit dilakukan, karena menyangkut ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
b. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentinganya dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitutde and values). Transparansi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya tuntutan akan peningkatan “quality of life” yang semakin gencar.
d. Ecological Environment, merupakan hal yang sangat sulit dianalisis. Identifikasi tentang kecenderungan dan peluang sangat sulit dilakukan, karena sangat tergantung pada kemapanan (maturity) lingkungan, belum ada suatu pembakuan yang telah disepakati bersama. Termasuk dalam ecological environment ini antara lain masalah polusi dan pencemaran lingkungan alam (fisik).
e. Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai aparat pemerintah), karena organisasi ini akan tergantung pada kehidupan politik pemerintah.
f. Security Environment, terutama bagi indonesia masa kini merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Masalah keamanan sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kelangsungan suatu organisasi, terutama yang mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pada bidang geografi di mana organisasi berada, serta pesaing yang memiliki kegiatan dan usaha yang sama dengan organisasi sendiri.

Telaah Lingkungan Strategik

Aris Widodo menjelaskan pengertian analisis lingkungan stategis, bahwa analisis lingkungan strategis adalah menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi dan misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan. Sementara itu, akdon (2007:107) menjelaskan bahwa tujuan kegiatan telaah lingkungan adalah untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi dan memahami peluang dan tantangan eksternal organisasi sehingga organisasi dapat mengantisipasi perubahan-perubahan di masa yang akan datang. Dari dua penjelasan di atas, kita dapat mengambil kesimpulan tetang pengertian telaah lingkungan strategik. Telaah lingkungan strategik adalah kegiatan untuk mengenali kekuatan dan kelemahan internal organisasi serta memahami peluang dan tantangan eksternal, untuk kemudian menyusun asumsi-asumsi strategis dan mengujinya dengan visi-misi organisasi untuk memperoleh faktor penentu keberhasilan.LAN RI dalam Akdon (2007:107) menyebutkan beberapa manfaat dari telaah lingkungan strategik antara lain:
1. Mendeteksi perubahan-perubahan dan peristiwa-peristiwa penting, khususnya berkaitan dengan bidang sosial, politik, ekonomi, dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Mendefinisikan tantangan, peluang atau perubahan-perubahan yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa penting tersebut di atas, terhadap organisasi.
3. Memberikan informasi mengenai orientasi masa depan kepada setiap jajaran pimpinan dan staf.
4. Memberikan sinyal kepada seluruh jajaran tentang apa yang harus diperbuat terhadap organisasi, seperti: mempercepat atau memperlambat proses manajemen, melakukan interaksi dengan instansi lalin, dan lainnya.
Aris Widodo menyebutkan contoh tujuan analisis lingkungan dari beberapa perusahaan, antara lain:
1. Untuk menyediakan kemampuan dalam menggapai masalah-masalah kritis dalam lingkungan bagi manajemen perusahan.
2. Untuk menyelidiki kondisi masa depan dari lingkungan organisasi dan kemudian mencoba masukkannya kedalam pengambilan keputusan organisasi.
3. Untuk mengenali masalah-masalah mendesak yang signifikan bagi perusahaan, dan memberikan prioritas terhadap masalah tersebut, serta mengembangkan sutau rencana untuk menanganinya.
Secara khusus, peran atau fungsi analisis llingkungan bagi tiap lembaga tentu saja berbeda-beda. Namun secara umum jika kita mengacu kepada pendapat Certo dan Peter sebagaimana yang diungkapkan oleh Aris Widodo, maka ada tiga peran utaman yang bisa ditemui sehari-hari, yaitu:
1. Policy-Oriented Role
Yaitu peran analisis yang berorientasi pada kepada kebijakan manajemen tingkat atas dan bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan memberikan informasi bagi manajemen tingkat atas tentang kecenderungan utama yang muncul dalam lingkungan.
2. Integrated Strategic Planning Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan membuat manajemen tingkat atas dan manajer divisi menyadari segala isu yang terjadi di lingkungan perusahaan memiliki implikasi langsung pada proses perencanaan.
3. Function Oriented Role
Peran ini bertujuan untuk memperbaiki kinerja organisasi dengan menyediakan infomasi lingkungan yang memberi perhatian pada efektivitas kinerja fungsi organisasi tertentu.
Bryson (dalam Akdon, 2007:108-111) menyebutkan beberapa langkah utama dalam telaah lingkungan strategik, yaitu:
1. Mengidentifikasi Sumber-sumber Untuk Melakukan Scanning
Langkah awal dalam telaah lingkungan adalah melakukan identifikasi berbagai sumber untuk melakukan telaah lingkungan strategik. Sumber-sumber ini pada dasarnya dibagi menjadi tiga level, yaitu task environment, industry/organization environment, serta macro environment. Lebih lanjut disebutkan bahwa task environment adalah sumber yang berkaitan dengan tugas-tugas (tugas pokok dan fungsi). Misalnya individu dalam organisasi, unit organisasi, kapasitas organisasi, serta struktur organisasi. Industry/organization environment berkaitan dengan berbagai organisasi lain yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya baik organisasi publik maupun privat. Macro environment merupakan level yang paling luas. Level ini meliputi sektor sosial, politik, ekonomi serta ilmu pengetahuan dan teknologi, yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengetahui keberadaan sumber-sumber tersebut akan mempermudah langkah selanjutnya dari telaah lingkungan strategik yaitu scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal.
2. Melakukan Scanning Terhadap Lingkungan Internal dan Eksternal
Sebelum suatu organisasi membuat rencana hari depan, organisasi itu harus menentukan di mana ia sekarang berada. Mekanisme yang digunakan untuk mengukur kondisi di dalam dan di luar organisasi dilakukan dengan jalan menjawab “di mana sekarang kita berada” hal itu merupakan penilaian internal dan eksternal organisasi. Inilah inti dari kegiatan scanning terhadap lingkungan internal dan eksternal. Penilaian internal dan eksternal adalah suatu telaah dan identifikasi tentang kondisi internal dan data eksternal, serta faktor yang mempengaruhi organisasi.
Hasil dari kegiatan ini adalah identifikasi berbagai kekuatan dan kelemahan organisasi yang merupakan hasil dari secanning lingkungan internal; dan dari lingkungan eksternal akan diperoleh identifikasi peluang dan tantangan yang dihadapi organisasi.
3. Melakukan Analisis Untuk Menilai Hasil Scanning
Tahap ketiga dari kegiatan telaah lingkungan strategik adalah melakukan analisis terhadap hasil scanning. Hasil dari kegiatan tahap ini adalah penilaian terhadap hasil scanning. Penilalian biasanya difokuskan pada sisi input yang dibutuhkan serta output yang dikeluarkan oleh instansi. Pada sisi input umumnya berupa antara lain: anggaran yang dipergunakan oleh instansi, jumlah pegawai dan aspek lain. Sedangkan pada sisi output, umumnya berupa jumlah dan jenis produk atau jasa yang dihasilkan instansi, jumlah pelanggan yang harus dilayani, dan lainnya. Sementara dari lingkungan eksternal dapat dilakukan penentuan berbagai kejadian diluar instansi yang dapat memberikan pengaruh terhadap organisasi/instansi. Secara umum, kejadian-kejadian tersebut dapat digolongkan ke dalam kejadian yang berkaitan dengan aspek-aspek ekonomi, politik, sosial, perkembangan teknologi, kebijakan pemerintah dan persaingan.
4. Merumuskan Hasil Scanning Untuk Keperluan Penentuan Action Plan
Dalam kegiatan penyusunan telaah lingkungan internal = PLI (SIE = Scanning Internal Environment) dan telaah lingkungan eksternal = PLE (SEE = Scanning Eksternal Environment) serta Kesimpulan Analisis Faktor Internal = KAFI (IFAS = Internal Factor Analysis Summary) dan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal = KAFE (EFAS = Eksternal Factor Analysis Summary) harus berpedoman pada visi (Vision), Misi (Mission) dan nilai-nilai (Value) yang telah disepakati sebelumnya dan berlaku di lingkungan organisasi yang bersangkutan. Kesesuaian antara hasil scanning dengan visi, misi dan nilai dalam organisasi merupakan dasar dalam pembuatan action plan sehingga action plan dibuat sesuai dengan keberadaan organisasi.

2011/05/10

Pengertian Analisis Instruksional

Pengertian analisis instruksional menurut Dick & Carey (dalam Zuhairi, 2008) adalah suatu prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional, akan menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan (sub ordinate skills) yang diperlu¬kan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Sedangkan menurut Esseeff, P.J. analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai oleh para penyusu¬n desain instruksional atau guru untuk membantu mereka didalam mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanaan oleh siswa dan sub tugas atau tugas dasar yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok.Merujuk pada dua pengertian di atas dapat didefenisikan kembali pengertian analisis instruksional, bahwa analisis instruksional merupakan proses menjabarkan perilaku umum ke perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis. Kegiatan tersebut untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang dapat menggambarkan perilaku umum secara lebih terperinci. Kedudukan perilaku khusus dilakukan lebih dahulu daripada perilaku lainnya karena sebagai perilaku prasyarat, yaitu perilaku yang menurut urutan gerakan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologis muncul terlebih dahulu atau secara kronologis terjadi lebih awal.
Analisis instruksional dapat menggambarkan susunan perilaku khusus dari yang paling awal sampai yang paling akhir. Jumlah dan susunan perilaku tersebut akan memberikan keyakinan kepada pengajar bahwa perilaku umum yang tercantum dalam TIU dapat dicapai secara efektif dan efisien. Melalui tahapan perilaku-perilaku khusus tertentu siswa dapat mencapai perilaku umum. Perilaku khusus yang telah disusun secara sistematis menuju perilaku umum bagaikan jalan yang singkat yang harus dilalui oleh para siswa untuk mencapai tujuannya dengan baik.

2011/02/18

Guruku Bukan Guru

DR (HC) Ir. Ciputra dalam bukunya yang berjudul “Quantum Leap” menyampaikan fakta bahwa setiap tahun perguruan tinggi di Indonesia menghasilkan lebih dari 300.000 lulusan, namun daya serap lapangan kerja untuk mereka terlalu sedikit, sehingga pada bulan Februari 2007 terdapat lebih dari 740.000 lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Tanpa terobosan baru dalam bidang pendidikan, maka sekolah dan perguruan tinggi hanyalah akan menjadi “pabrik” penghasil pengangguran khususnya para pengangguran muda intelektual. Kondisi dan situasi seperti ini akan menjadi ancaman bom waktu yang dapat meledak sewaktu-waktu, jika kita tidak dapat mengantisipasinya sedini mungkin.
Mengapa hal ini bisa terjadi di Indonesia? Jawabannya tentu bukanlah takdir ataupun garis hidup semata. Namun, fenomena tersebut terletak pada kegelisahan yang berakibat pada kegagalan generasi mudanya dalam menentukan cita-cita hidup dan visi hidupnya.
Sekolah merupakan institusi pendidikan yang berada di garda terdepan untuk mempersiapkan generasi muda dalam rangka pembangunan bangsa dan negara. Selain fungsinya mengemban amanah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, sekolah merupakan salah satu lingkungan yang mempunyai peranan penting dan paling berpotensi untuk mengarahkan dan membimbing generasi muda untuk meraih cita-citanya di masa depan, tentunya hal ini harus sesuai dengan bakat minat dan kemampuan mereka.
Sekolah harus mampu memfasilitasi mereka dengan sarana prasarana yang memadai dan SDM yang berkualitas, agar setiap siswa mampu melihat sejauh mana potensi, bakat minat dan keahlian yang mereka miliki. Dengan harapan, sejak usia dini mereka telah memiliki cita-cita untuk masa depannya, untuk kemudian mereka berani menentukan jenis profesi apa yang sesuai dengan kemampuan mereka. Disamping itu, juga diperlukan peran aktif dan partisipasi dari semua elemen masyarakat dalam rangka pengembangan minat dan bakat siswa dalam rangka meraih cita-cita yang diharapkan dapat terwujud.
Pendidikan dengan orientasi yang baru harus mampu menjawab tantangan ini. Sekolah harus memberikan terobosan dan inovasi kepada siswa dalam hal memotivasi dan menginspirasi mereka dalam mengejar cita-citanya. Tidak hanya cerita, teori-teori maupun sekedar mimpi-mimpi belaka. Memotivasi dan menginspirasi mereka haruslah dalam bentuk yang nyata, konkret dan tervisualisasikan oleh seorang yang menjadi sumber inspirasinya untuk meraih cita-cita.
Berdasarkan latar belakang diatas, SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo mempunyai inisiatif untuk mengadakan kegiatan puncak tema PROFESI yakni “Guruku Bukan Guru”, dengan mengambil tema “Your Profession is My Inspiration”. Untuk informasi selengkapnya tentang kegiatan ini silahkan kunjungi http://www.gurukubukanguru.co.cc

2011/01/29

2011 Hanya 0,98% Untuk Portofolio

Guru adalah profesi yang sangat mulia dan berharga. Ke depan, para guru dituntut harus benar-benar profesional dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.
Pelaksanaan sertifikasi Guru dalam Jabatan untuk tahun 2011 akan mengalami banyak perubahan. Jalur portofolio yang semula mendominasi pola pelaksanaan sertifikasi guru dalam jabatan akan mengalami penurunan kuota yang sangat drastis pada tahun ini. Berdasarkan paparan pada buku pedoman penetapan peserta sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2011 yang diterbitkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Profesi Pendidik, tercatat bahwa dari kuota sebanyak 45.938 guru di Jawa Timur yang akan disertifikasi, hanya 0,98% yang akan mengikuti pola portofolio, sedangkan 99,02% sisanya akan mengikuti pola PLPG. Artinya, hanya ada 451 guru dari 45.938 guru yang ada di jawa timur akan mengikuti sertifikasi dengan pola portofolio, sisanya yaitu sebanyak 45.487 akan melalui pola PLPG.
Selain itu, program sertifikasi guru dalam jabatan pada tahun ini juga akan melalui pola Pendidikan Profesi Guru (PPG). Namun, untuk sementara PPG hanya dilaksanakan bagi guru dalam jabatan, sedangkan untuk para calon guru direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014. Sistemnya pun dilaksanakan menggunakan konsep semi ikatan dinas, sehingga para mahasiswa yang ikut PPG akan langsung memiliki Nomor Induk Pegawai (NIP). Harus dipahami pula bahwa tidak semua lembaga pendidikan tinggi bisa menyelenggarakan PPG serta tidak semua Program Studi yang ada di Lembaga Pendidikan Tinggi mengadakan program PPG. Oleh karena itu, bagi para orang tua yang ingin menguliahkan putra/putrinya dan menginginkan agar putra/putrinya itu menjadi seorang guru, harus memahami betul informasi tentang PPG ini. Bagi para guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik atau sudah disertifikasi pun harus bertanggungjawab dengan terus menerus mengembangkan profesionalismenya sebagai tenaga pendidik. Pasalnya, ke depan direncanakan bagi para guru yang sudah mendapatkan sertifikat pendidik akan dilakukan proses supervisi setiap tahunnya. Bagi guru yang tidak lulus dalam proses supervisi maka tunjangan profesinya tidak akan diberikan pada tahun berikutnya.