Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2010/11/29

PTK Bahasa Indonesia SMA

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI .... TAHUN AJARAN....

BAB I
PENDAHULUAN

Proses pembelajaran bukan hanya sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan membina keterampilan tetapi meliputi pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa yang menjadi subjek dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru menjadi faktor penting dalam memberikan keberhasilan siswanya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran agar lebih menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswanya. Agar proses pembelajaran dapat berhasil, seorang guru harus mampu menentukan metode, strategi, dan media yang tepat dan sesuai untuk mencapai hasil belajar mengajar yang maksimal. Hal itu merupakan bagian tugas keprofesionalan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005, bab I pasal 1 ayat 1, menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Melalui peningkatan keprofesionalan, maka seorang guru diharapkan mempunyai kualitas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mutu pendidikan nasional dapat meningkat. Undang-undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen ditetapkan oleh pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, memberikan perlindungan dan
kesejahteraan, mengangkat citra, martabat, dan status sosial guru dan dosen ditengah-tengah masyarakat di era global (Supratno, 2006:10).

Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 (Depdiknas, 2003:5) menyatakan bahwa kemampuan bersastra mempunyai fungsi utama yaitu untuk penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran sastra terutama pada pembelajaran apresiasi puisi ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Tjahjono (2002:35) menyatakan bahwa menulis puisi merupakan kegiatan produksi dalam apresiasi puisi. Mengajarkan puisi, dijumpai hambatan yaitu adanya anggapan bahwa puisi sudah tidak ada gunanya lagi, dan adanya pandangan bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’. Pandangan semacam ini yang menjadikan pembelajaran apresiasi puisi dianggap sebagai sesuatu yang sulit terutama dalam keterampilan menulis puisi. Hal yang utama seseorang dalam menulis puisi adalah menentukan tema kemudian mengembangkan dalam bentuk puisi dengan menggunakan diksi dan amanat dalam puisi tersebut. Penggunaan diksi yang ada dalam puisi merupakan salah satu bentuk ekspresi dari diri pengarang. Hernowo (2003:51) menyatakan menulis dapat kita lihat dalam puisi, bagaimana pengarang mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata yang digunakan. Untuk itu, guru hendaknya memberikan variasi dalam menyampaikan pengajaran apresiasi puisi, sehingga siswa tidak jenuh dan selalu siap menanggapi berbagai rangsangan.

Proses belajar mengajar, khususnya keterampilan bersastra dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menyebutkan peranan media menjadi sangat penting untuk menumbuhkan semangat siswa menerima pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswanya, penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan utama adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah (Suyatno, 2004:10). Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra terutama pada pembelajaran apresiasi puisi, pemanfaatan teknologi yang berupa media audio visual turut berperan dalam upaya meningkatkan keberhasilan siswa.

Sonneman (2002:109) menyatakan bahwa cara orang memproses dan menyimpan informasi sering merupakan campuran antara cara visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik (gerakan). Melalui media audio visual yang berupa film diharapkan pembelajaran apresiasi puisi dapat memotivasi siswa dan menjadikan siswa mengenal puisi dengan mudah. Salah satu media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah film remaja ‘Ada Apa dengan Cinta’ (Miles Production, 2002). Selain itu ada beberapa contoh film yang bisa digunakan untuk pembelajaran sastra seperti film ‘Pasir Berbisik’, ‘Daun di Atas Bantal’, ‘GIE’, dan beberapa film yang lainnya. Kelebihan dari media audio visual yang berupa film yaitu siswa dapat memadukan indera penglihatan (visual) dan pendengaran (auditori) secara seimbang dan film ‘Ada Apa dengan Cinta’ merupakan film sastra yang di dalamnya terdapat pembelajaran puisi yang dikemas dalam kehidupan remaja. Hal ini diperkuat oleh Hernowo (2004:237) yang menyatakan bahwa film ini sesungguhnya bersumbukan beberapa potongan puisi. Dalam film ‘Ada Apa dengan Cinta’ terdapat tiga puisi yang digunakan, sehingga bacaan wajib sastra untuk siswa kelas X sudah berkurang menjadi dua belas.

Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini dilakukan di SMA Negeri ...... pada kelas X.1 dengan pertimbangan bahwa pembelajaran sastra dalam bidang studi bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian siswa terutama hal yang berkaitan dengan puisi. Selain itu penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada SMA Negeri ..... masih dianggap hal baru, sehingga penggunaan media sangat berperan sekali terutama dalam proses belajar mengajar agar berhasil dengan sangat memuaskan. Proses belajar mengajar khususnya pengajaran keterampilan bersastra, peran dan keberadaan guru sangat penting. Untuk itu seorang guru dituntut untuk menunjang tercapainya pengajaran keterampilan bersastra tersebut melalui penggunaan media yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara maksimal.

0 komentar:

Posting Komentar