Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2011/06/23

Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) merupakan salah satu bentuk kegiatan dari program pengembangan sumber daya manusia (personal development) yang strategis karena program diklat selalu berkaitan dengan masalah nilai, norma, dan perilaku individu dan kelompok. Program diklat selalu direncanakan untuk tujuan-tujuan, seperti pengembangan pribadi, pengembangan profesional, pemecahan masalah, tindakan yang remidial, motivasi, meningkatkan mobilitas, dan keamanan anggota organisasi.Tujuan utama diklat kepala sekolah adalah untuk memperoleh kecakapan khusus yang diperlukan oleh kepala sekolah dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas kepemimpinan sekolah. Langkah utama yang perlu dilaksanakan adalah bagaimana mengemas program diklat agar dapat mencakup program isi, metodologi, serta peralatan pelatihan.
Program diklat untuk kepala sekolah dapat dibedakan menjadi 2, yakni program pre-service dan program service training. Program pre-service diperuntukkan bagi calon kepala sekolah yang telah terpilih melalui proses rekruitmen, seleksi, dan pemilihan (prospective principals), sedangkan program service training diperuntukkan bagi mereka yang telah menduduki jabatan kepala sekolah. Namun, kedua program tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan kepala sekolah yang profesional.

2011/06/17

Manfaat Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer Dalam Dunia Pendidikan

Perkembangan Pendidikan di Indonesia yang maju sekarang ini, baik dari aspek administratif maupun teknologi mengharuskan agar proses pelayanan pendidikan dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mewujudkan hal tersebut dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi manajemen pendidikan.
Untuk meningkatkan pelayanan, Sistem Informasi Manajemen Pendidikan menjadi faktor penting sekaligus penghematan bagi pendidikan dan kini telah menjadi salah satu standar mutu sebuah Pendidikan. Selain itu, untuk memberikan kemudahan informasi yang digunakan dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian terhadap kegiatan suatu organisasi sehingga tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, maka dibutuhkan sistem informasi manajemen yang berbasisi komputer. Otomatisasi/komputerisasi sistem pelayanan dan sistem informasi manajemen merupakan solusi yang tepat untuk memecahkan masalah ini. Banyak lembaga Pendidikan telah mendapat manfaat dari peralatan canggih ini
Kegiatan utama dari semua sistem informasi, yaitu menerima data sebagai masukan (input), kemudian memprosesnya dengan melakukan penghitungan, penggabungan unsur data, pemutakhiran dan lain-lain, akhirnya diperoleh informasi sebagai keluarannya (output). Perubahan data menjadi informasi dilakukan oleh pengolah informasi. Pengolah informasi dapat meliputi elemen-elemen komputer, non-komputer atau kombinasi keduanya.
Sebuah SIM, baik sistem informasi manual maupun yang dilengkapi dengan perlengkapan sistem komputer memiliki komponen dasar yang sama, yaitu masukan berupa bahan informasi/data, pengolahan data, instruksi dan prosedur, keluaran, serta catatan-catatan dan arsip. Bahan informasi ini yang akan diolah menjadi suatu informasi yang berguna bagi manusia. Proses pengolahan data ini dilakukan dalam suatu mekanisme kerja SIM.
Murdick (1997) menyatakan komponen-komponen sistem informasi manajemen dibagi menjadi lima bagian, yaitu: (1) input data, (2) pengolah data, (3) catatan dan arsip, (4) instruksi dan prosedur, (5) output

2011/05/16

Peran dan Fungsi Ekonomi Pendidikan

Peranan ekonomi dalam pendidikan cukup menentukan tetapi bukan sebagai pemegang peranan penting sebab ada hal lain yang lebih menentukan hidup matinya dan maju mundurnya suatu lembaga pendidikan dibandingkan dengan ekonomi, yaitu dedikasi, keahlian dan ketrampilan pengelola guru-gurunya. Inilah yang merupakan kunci keberhasilan suatu sekolah atau perguruan tinggi. Artinya apabila pengelola dan guru-guru/dosen-dosen memiliki dedikasi yang memadai, ahli dalam bidangnya dan memiliki ketrampilan yang cukup dalam melaksanakan tugasnya, memberi kemungkinan lembaga pendidikan akan sukses melaksanakan misinya walaupun dengan ekonomi yang tidak memadai.Fungsi ekonomi dalam pendidikan adalah menunjang kelancaran proses pendidikan bukan merupakan modal yang dikembangkan dan juga mendapatkan keuntungan yang berlimpah, disini peran ekonomi dalam sekolah juga merupakan salah satu bagian dari sumber pendidikan yang membuat anak mampu mengembangkan kognisi, afeksi, psikomotor untuk menjadi tenaga kerja yang handal dan mampu menciptakn lapangan kerja sendiri, memiliki etos kerja dan bisa hidup hemat. Selain sebagai penunjang proses pendidikan ekonomi pendidikan juga berfungsi sebagai materi pelajaran dalam masalah ekonomi dalam kehidupan manusia.
Dengan demikian kegunaan ekonomi dalam pendidikan terbatas pada hal-hal:
a. Untuk membeli keperluan pendidikan yang tak dapat dibuat sendiri seperti prasarana dan sarana, media, alat peraga dan sebagainya.
b. Membiayai semua perlengkapan gedung, seperti air, listrik telpon.
c. Membayar jasa dari segala kegiatan pendidikan.
d. Mengembangkan individu yang berperilaku ekonomi, seperti; belajar hidup hemat.
e. Memenuhi kebutuhan dasar para personalia pendidikan.
f. Meningkatkan motivasi kerja.
g. Meningkatkan gairah kerja para personalia pendidikan.
Dana pendidikan di Indonesia sangat terbatas, oleh karena itu ada kewajiaban lembaga pendidikan untuk memperbanyak Sumber-sumber dana pendidikan yang mungkin bisa diperoleh di antaranya:
a. Dari pemerintah dalam bentuk proyek pembangunan, penelitian dan sebagainya.
b. Kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta maupun dunia usaha. Kerja samanya dalam bidang penelitian, pengabdian pada masyarakat.
c. Membentuk pajak pendidikan. Program ini bisa dirancang bersama antara lembaga pemerintah setempat dan masyarakat, dengan cara ini bukan saja orang tua siswa yang membayar dana pendidikan tetapi semua masyarakat.
d. Usaha-usaha lainya.
Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dibagi atas:
a. Dana rutin adalah dana yang dipakai untuk membiayai kegiatan rutin seperti gaji pendidikan pengabdian masyarakat, penelitian dan sebagainya.
b. Dana pembangunan, adalah dana yang dipakai untuk membiayai pembangunan fisik diberbagai bidang, seperti; membangun prasarana dan sarana, alat belajar, media, dan kurikulum baru.
c. Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan.
d. Dana usaha lembaga sendiri yang penggunaanya untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan.
Didalam mengelola dan merencanakan sumber dana, maka ada tiga macam perencanaan biaya pendidikan yaitu:
a. Perencanaan sacara tradisional, yaitu merencanakan masing-masing pendidikan maka masing masing pendidikan tersebut ditentukan biayanya.
b. SP4 (Sistem Perencanaan Penyusunan Program Dan Penganggaran): Pengaturan jenis-jenis kegiatan dalam pendidikan diatur dalam system, alokasi dana disusun berdasarkan realita, dan semua kegiatan ditujukan pada pencapaian target pendidikan.
c. ZBB (Zero Base Budgeting), hanya diatur untuk satu tahun anggaran. Dengan demikian dana pendidikan perlu dikelola secara profesional dengan SP4 dan dipertanggungjawabkan dengan bukti-bukti pembelian yang sah.

Upaya Mewujudkan Filsafat Pendidikan di Indonesia

Penelitian yang dilakukan oleh Jasin, dkk (1994, dalam Pidarta, 2007) dengan reponden para mahasiswa PGSD, S1, S2, dan S3 IKIP Jakarta dan para ahli pendidikan di Jakarta, bandung, dan Surabaya mengemukakan beberapa hal, yakni:
1. Belum jelas pengertian pendidikan dan pengajaran
2. Ilmu pendidikan kurang dikembangkan
3. Ilmu pendidikan kurang fungsional untuk menyiapkan para calon guru
4. Belum jelas apakah ilmu pendidikan merupakan ilmu dasar atau ilmu terapan
5. Struktur ilmu pendidikan kurang dikenal
6. Belum jelas apakah guru mendidik dan mengajar atau hanya mengajar saja
Ilmu pendidikan yang bercorak Indonesia harus dikembangkan secara valid, dengan cara memikirkan dan merenungkan secara mendalam mengenai ilmu itu sendiri, budaya dan geografis Indonesia yang mewarnainya. Pemikiran dan perenungan yang mendalam itu adalah filsafat yang khusus membahas pendidikan yang tepat diterapkan di Indonesia. Kesimpulannya, untuk menemukan teori-teori pendidikan yang bercorak Indonesia dibutuhkan terlebih dahulu rumusan filsafat pendidikan yang bercorak Indonesia pula.
Rumusan filsafat Indonesia akan mudah dibentuk apabila pemerintah memberikan perhatian lebih di dunia pendidikan. Upaya mendorong pemerintah untuk merumuskan filsafat pendidikan dan teori pendidikan yang bercorak Indonesia sudah pernah dilakukan menjelang sidang umum MPR (Kompas, 27 Nopember 1992, dalam Pidarta, 2007), sebagai satu sumbangan untuk bahan sidang umum itu. Namun, GBHN 1993 sebagai produk sidang itu tidak mencantumkan perlunya perumusan filsafat dan teori pendidikan. Hal lain yang membuat sulitnya mengembangkan filsafat dan teori pendidikan, yakni adanya kesulitan menjabarkan sila-sila Pancasila agar mudah diterapkan di lapangan.