Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2010/11/29

PTK Bahasa Indonesia SMA

PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI .... TAHUN AJARAN....

BAB I
PENDAHULUAN

Proses pembelajaran bukan hanya sebagai sarana untuk memberikan pengetahuan dan membina keterampilan tetapi meliputi pengembangan pengetahuan dan keterampilan siswa yang menjadi subjek dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru menjadi faktor penting dalam memberikan keberhasilan siswanya. Seorang guru harus mempunyai kemampuan untuk mengelola proses pembelajaran agar lebih menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswanya. Agar proses pembelajaran dapat berhasil, seorang guru harus mampu menentukan metode, strategi, dan media yang tepat dan sesuai untuk mencapai hasil belajar mengajar yang maksimal. Hal itu merupakan bagian tugas keprofesionalan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya.

Dalam Undang-Undang nomor 14 tahun 2005, bab I pasal 1 ayat 1, menyatakan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Melalui peningkatan keprofesionalan, maka seorang guru diharapkan mempunyai kualitas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga mutu pendidikan nasional dapat meningkat. Undang-undang Republik Indonesia tentang Guru dan Dosen ditetapkan oleh pemerintah memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional, memberikan perlindungan dan
kesejahteraan, mengangkat citra, martabat, dan status sosial guru dan dosen ditengah-tengah masyarakat di era global (Supratno, 2006:10).

Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004 (Depdiknas, 2003:5) menyatakan bahwa kemampuan bersastra mempunyai fungsi utama yaitu untuk penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya dan penyalur gagasan, imajinasi dan ekspresi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis. Pembelajaran sastra terutama pada pembelajaran apresiasi puisi ini ditujukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.
Tjahjono (2002:35) menyatakan bahwa menulis puisi merupakan kegiatan produksi dalam apresiasi puisi. Mengajarkan puisi, dijumpai hambatan yaitu adanya anggapan bahwa puisi sudah tidak ada gunanya lagi, dan adanya pandangan bahwa mempelajari puisi sering tersandung pada ‘pengalaman pahit’. Pandangan semacam ini yang menjadikan pembelajaran apresiasi puisi dianggap sebagai sesuatu yang sulit terutama dalam keterampilan menulis puisi. Hal yang utama seseorang dalam menulis puisi adalah menentukan tema kemudian mengembangkan dalam bentuk puisi dengan menggunakan diksi dan amanat dalam puisi tersebut. Penggunaan diksi yang ada dalam puisi merupakan salah satu bentuk ekspresi dari diri pengarang. Hernowo (2003:51) menyatakan menulis dapat kita lihat dalam puisi, bagaimana pengarang mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata yang digunakan. Untuk itu, guru hendaknya memberikan variasi dalam menyampaikan pengajaran apresiasi puisi, sehingga siswa tidak jenuh dan selalu siap menanggapi berbagai rangsangan.

Proses belajar mengajar, khususnya keterampilan bersastra dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menyebutkan peranan media menjadi sangat penting untuk menumbuhkan semangat siswa menerima pengajaran bahasa dan sastra Indonesia. Guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswanya, penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan utama adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah (Suyatno, 2004:10). Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra terutama pada pembelajaran apresiasi puisi, pemanfaatan teknologi yang berupa media audio visual turut berperan dalam upaya meningkatkan keberhasilan siswa.

Sonneman (2002:109) menyatakan bahwa cara orang memproses dan menyimpan informasi sering merupakan campuran antara cara visual (penglihatan), auditori (pendengaran), dan kinestetik (gerakan). Melalui media audio visual yang berupa film diharapkan pembelajaran apresiasi puisi dapat memotivasi siswa dan menjadikan siswa mengenal puisi dengan mudah. Salah satu media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini adalah film remaja ‘Ada Apa dengan Cinta’ (Miles Production, 2002). Selain itu ada beberapa contoh film yang bisa digunakan untuk pembelajaran sastra seperti film ‘Pasir Berbisik’, ‘Daun di Atas Bantal’, ‘GIE’, dan beberapa film yang lainnya. Kelebihan dari media audio visual yang berupa film yaitu siswa dapat memadukan indera penglihatan (visual) dan pendengaran (auditori) secara seimbang dan film ‘Ada Apa dengan Cinta’ merupakan film sastra yang di dalamnya terdapat pembelajaran puisi yang dikemas dalam kehidupan remaja. Hal ini diperkuat oleh Hernowo (2004:237) yang menyatakan bahwa film ini sesungguhnya bersumbukan beberapa potongan puisi. Dalam film ‘Ada Apa dengan Cinta’ terdapat tiga puisi yang digunakan, sehingga bacaan wajib sastra untuk siswa kelas X sudah berkurang menjadi dua belas.

Berdasarkan fenomena tersebut penelitian ini dilakukan di SMA Negeri ...... pada kelas X.1 dengan pertimbangan bahwa pembelajaran sastra dalam bidang studi bahasa Indonesia kurang mendapat perhatian siswa terutama hal yang berkaitan dengan puisi. Selain itu penggunaan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) pada SMA Negeri ..... masih dianggap hal baru, sehingga penggunaan media sangat berperan sekali terutama dalam proses belajar mengajar agar berhasil dengan sangat memuaskan. Proses belajar mengajar khususnya pengajaran keterampilan bersastra, peran dan keberadaan guru sangat penting. Untuk itu seorang guru dituntut untuk menunjang tercapainya pengajaran keterampilan bersastra tersebut melalui penggunaan media yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan hasil belajar secara maksimal.

PTK Pendidikan Agama Islam Metode Kolaborasi

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PENGAJARAN KOLABORASI PADA SISWA … TAHUN PELAJARAN …

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung telah terjadi interaksi yang bertujuan. Guru dan anak didiklah yang menggerakannya. Interaksi yang bertujuan itu disebabkan gurulah yang memaknainya dengan menciptakan lingkungan yang bernilai edukatif demi kepentingan anak didik dalam belajar. Guru ingin memberikan layanan yang terbaik bagi anak didik, dengan menyediakan lingkungan yang menyenangkan dan menggairahkan. Guru berusaha menjadi pembimbing yang baik dengan peranan yang arif dan bijaksana, sehingga tercipta hubungan dua arah yang harmonis antara guru dengan anak didik.

Ketika kegiatan belajar itu berproses, guru harus dengan ikhlas dalam bersikap dan berbuat, serta mau memahami anak didiknya dengan segala konsekuensinya. Semua kendala yang terjadi dan dapat menjadi penghambat jalannya proses belajar mengajar, baik yang berpangkal dari perilaku anak didik maupun yang bersumber dari luar anak didik, harus guru hilangkan, dan bukan membiarkannya. Karena keberhasilan belajar mengajar lebih banyak ditentukan oleh guru dalam mengelola kelas.

Dalam mengajar, guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu mempunyai pandangan yang sama dalam menilai anak didik. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran.

Guru yang memandang anak didik sebagai pribadi yang berbeda dengan anak didik lainnya akan berbeda dengan guru yang memandang anak didik sebagai makhluk yang sama dan tidak ada perbedaan dalam segala hal. Maka adalah penting meluruskan pandangan yang keliru dalam menilai anak didik. Sebaiknya guru memandang anak didik sebagai individu dengan segala perbedaannya, sehingga mudah melakukan pendekatan dalam pengajaran.
Kualitas pembelajaran ditentukan oleh interaksi komponen-komponen dalam sistemnya. Yaitu tujuan, bahan ajar (materi), anak didik, sarana, media, metode, partisipasi masyarakat, performance sekolah, dan evaluasi pembelajaran (Moh, Shochib, 1998). Performance sekolah, dan evaluasi pembelajaran (Moh, Shochib, 1998). Optimalisasi komponen ini, menentukan kualitas (proses dan produk) pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah melakukan analisis tentang karakteristik setiap komponen dan mensinkronisasikan sehingga ditemukan konsistensi dan keserasian di antaranya untuk tercapainya tujuan pembelajaran. Karena pembelajaran mulai dari perencana, pelaksanaan dan evaluasinya senantiasa merujuk pada tujuan yang diharapkan untuk dikuasai atau dimiliki oleh anak didik baik instructional effect (sesuai dengan tujuan yang dirancang) maupun nurturrant effect (dampak pengiring) (Moch. Shochib: 1999).

Realisasi pencapaian tujuan tersebut, terdapat kegiatan interaksi belajar mengajar terutama yang terjadi di kelas. Dengan demikian, kegiatannya adalah bagaimana terjadi hubungan antara guru/bahan ajar yang didesain dan dengan anak didik. Interaksi ini merupakan proses komunikasi penyampaian pesan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Arief S Sadiman yang menyatakan proses belajar mengajar pada hakekatnya adalah proses interaksi yaitu proses penyampaian pesan melalui saluran media/teknik/ metode ke penerima pesan. (Arief S, Sadiman, dkk, 1996:13).

Sejalan dengan inovasi pembelajaran akhir-akhir ini termasuk di Sekolah Dasar, yaitu: Kolaborasi. Interaksi belajar mengajarnya menuntut anak didik untuk aktif, kreatif dan senang yang melibatkan secara optimal mental dan fisik mereka. Tingkat keaktifan, kreatifitas, dan kesenangan mereka dalam belajar merupakan rentangan kontinum dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi. Tetapi idealnya pada kontinum yang tertinggi baik pelibatan aspek mental maupun fisik anak didik. Oleh karena itu, interaksi belajar mengajar dengan paradigma Kolaborasi menuntut anak: berbuat, terlibat dalam kegiatan, mengamati secara visual, menyerap informasi secara verbal.

Dengan demikian, interaksi belajar mengajar idealnya mampu membelajarkan anak didik berdasarkan problem based learning, authentic instruction, inquiry based learning, project based learning, service learning, and cooperative learning. Pola interaksi yang mampu mengemas hal tersebut dapat mengubah paradigma pembelajaran aktif menjadi paradigma pembelajaran reflektif.

Dengan interaksi pembelajaran reflektif dapat membuat anak didik untuk menjadikan hasil belajar sebagai referensi refleksi kritis tentang dampak ilmu pengetahuan dan teknologi terhadap masyarakat; mengasah kepedulian sosial, mengasah hati nurani, dan bertanggungjawab terhadap karirnya kelak. Kemampuan ini dimiliki anak didik, karena dengan pola interaksi pembelajaran tersebut, dapat membuat anak didik aktif dalam berfikir (mind-on), aktif dalam berbuat (hand-on), mengembangkan kemampuan bertanya, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, dan membudayakan untuk memecahkan permasalahan baik secara personal maupun sosial.

Agar hasil ini dapat optimal, guru dituntut untuk mengubah peran dan fungsinya menjadi fasilitator, mediator, mitra belajar anak didik, dan evaluator. Ini berarti, guru harus menciptakan interaksi pembelajaran yang demokratis dan dialogis antara guru dengan anak didik, dan anak didik dengan anak didik (Moh. Shochib: 1999; dan Paul Suparno dkk: 2001).

Dengan interaksi pembelajaran yang mengemas nilai-nilai tersebut dapat membuat pembelajaran lingking (link and math atau life skill) dan delinking (pemutusan lingkungan negatif), diversifikasi kurikulum, pembelajaran kontekstual, kurikulum berbasis kompetensi, dan otonomi pendidikan pada tingkat sekolah taman kanak-kanak dengan manajemen berbasis sekolah, dan bertujuan untuk mengupayakan fondasi dan mengembangkan anak untuk memiliki kemampuan yang utuh yang disebut: Pendidikan Anak Seutuhnya (PAS).

Pada dasarnya dalam kehidupan suatu bangsa, faktor pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa tersebut. Secara langsung maupun tidak langsung pendidikan adalah suatu usaha sadar dalam menyiapkan pertumbuhan dan perkembangan anak melalui kegiatan, bimbingan, pengajaran dan pelatihan bagi kehidupan dimasa yang akan datang. Tentunya hal ini merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah, anggota masyarakat dan orang tua. Untuk mencapai keberhasilan ini perlu dukungan dan partisipasi aktif yang bersifat terus menerus dari semua pihak.

Guru mengemban tugas yang berat untuk tercapainya tujuan pendidikan nasional yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia, manusia seutuhnya yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani, juga harus mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta terhadap tanah air, mempertebal semangat kebangsaan dan rasa kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan dan membangun dirinya sendiri serta bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Depdikbud (1999).

Berhasilnya tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.

Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Dengan Menerapkan Model Pengajaran kolaborasi Pada Siswa … Tahun Pelajaran …

2010/10/23

Surat Untuk Guru

Saat itu, ada seorang kawan yang mengirimkan tulisannya untuk bisa diterbitkan di salah satu kolom pada sebuah media online di daerah Sidoarjo. Kolom Suara Guru namanya. Bukan tiba-tiba ia mengirimkan tulisannya itu. Sayalah yang memang dengan sengaja memintanya agar bersedia untuk mengirimkan tulisan-tulisannya tentang pendidikan, bahkan saya pun mengajaknya untuk menjadi pengelola kolom Suara Guru di Infosidoarjo.com yang kebetulan juga milik saya.
Tak disangka tulisan itu diterima dengan sangat baik oleh para pembaca. Bahkan ratingnya pun mengalahkan semua tulisan-tulisan berita yang selama ini diterbitkan. Terlihat dari jumlah "klik" pada tulisan itu yang terus bertambah (maaf, tidak saya beritahukan berapa jumlahnya, privasi).
Oleh karena itu saya ingin para pembaca blog ini juga dapat menikmati dan merenungkan nilai-nilai hikmah yang ada pada tulisan itu. Bagi para pembaca yang ingin mengabadikannya dalam bentuk cetak juga dapat mendownloadnya pada link yang telah disediakan (disamping). Akhirnya, selamat menikmati.

SURAT UNTUK GURU
Harapan dari orang tua siswa
*Oleh: Ahmad Shobirin, S. Pd.

Hari itu adalah hari libur, membuat saya merasa rindu untuk membuka dan membaca kembali buku-buku yang pernah saya beli dikala mahasiswa. Maklum, semenjak menjadi Guru saya jadi jarang membaca buku-buku lain selain buku-buku pelajaran yang akan disampaiakan kepada para Siswa. Tugas-tugas administrasi sekolah juga sebagai salah satu penyebabnya.Salah satu buku yang menginspirasiku dan membuatku bersemangat untuk tidak menjadi guru yang biasa saja yaitu buku yang ditulis oleh Eko Prasetyo “GURU: MENDIDIK ITU MELAWAN”. Di dalam bukunya itu ia menuliskan surat dari seorang wali murid yang ditujukan kepada ibu guru yang mendidik putranya. Isinya menyadarkan saya tentang bagaimana seharusnya seorang guru. Beginilah yang dituliskannya:

[]
Surat untuk ibu guru
Yang sekarang mendidik putraku

Ibu guru yang baik, saya titipkan anak saya kepada anda. Saya lakukan ini degan ketulusan, kebanggaan dan perasaan was-was. Maklumlah sebagai orang tua saya terlalu cemas dengan dirinya. Saya ingat ketika masa-masa ia baru hadir ke dunia ini; tangisan dan tawanya menjadikan kami tenggelam dalam perasaan haru. Kini waktunya ia sekolah dan kami percayakan, putera kami sepenuhnya kepada anda. Sebagaimana dulu ibu dan ayah saya mempercayakan kepada anda ibu guru.

Ibu guru tahu, ia punya harta yang tak ternilai harganya, yaitu keterusterangan. Kalau ia tak suka sesuatu ia tak ragu berpendapat. Ini adalah bakat alamiah yang dipunyai oleh semua anak. Saya ingin ibu menjaga sikapnya itu. Kami ingin ibu memandunya dan melatihnya untuk berani bicara jujur dan terus terang. Lewat surat ini kami ingin berbagi pengalaman dan saran dalam memahami putera kami.

Pertama-tama, saya meminta ibu guru untuk menjaga dan menghargai sikapnya itu, ibu tahu, anak saya mungkin tidak tergolong pintar, tapi sikap keterustaangannya itu, jika dipahat dan diperkuat maka ia sama pintarnya dengan yang lain. Semangat anak saya akan menyala-nyala jika jika ibu guru murah dalam memuji dan memberi dukungan; dan akan menyusut jika ia terlalu banyak diremehkan dan dibohongi. Beritahukan kepadanya apapun yang ditanyakan dan kami berharap ibu tidak marah,kalau suatu saat nanti putra kami mengkritik ibu guru. Pertanyaan adalah kesukaannya, dan kami berharap ibu menjaganya dan tetap memberi iklim yang membuat kepampuannya bertanya itu hidup dan tumbuh.

Terus terangnlah tentang apa yang ibu guru ketahui. Kami ingin putra kami bisa belajar tentang kenyataan hidup yang sebenarnya. Walau kenyatan itu menyakitkan tapi katakanlah yang sesungguhnya pada mereka. Saya ingin ibu guru melatihnya untuk tetap optimis melihat realitas yang buram dan menyalakan api semangatnya untuk terus belajar. Sikap terus terang dari ibu guru akan memberinya kekuatan dalam melawan kejamnya realitas kehidupan dan sesekali berikan kepercayaan kecil padanya, untuk malakukan pekerjaan-pekerjaan tangan. Saya ingin ibu guru melatih kemandiriannya supaya tumbuh rasa percaya dirinya. Saya tidak ingin ibu guru menjadikan dirinya anak yang sempurna tapi tidak berpeluh keringat, ia harus bisa dan mampu melakukan pekerjaan tangan apapun.

Ibu guru kami yang baik, langkah anak kami yang masih rapuh ini butuh bimbingan dan arahanmu. Tolong beri dia semangat saat mencari jalan untuk maju, saat dia merangkak ketika dia seharusnya berlari dan saat dia diam ketika dia tahu dia harus memimpin. Dia masih terlalu muda, jadi segala sesuatu yang wajar kalau dia tidak begitu konsisten. Dia masih belia, jadi sesuatu yang normal jika kadang terlalu nekad. Dia masih terlalu hijau, jadi seringkali ia berpikir yang aneh-aneh. Jangan ibu guru memarahinya atau menjulukinya dengan nama-nama yang menyakitkan. Tolong berikan perlakuan yag sama pada anak kami maupun teman-temannya, bahwa kalu mereka semua murid-murid istimewa.

Jika ia punya kelemahan dan keterbatasan, tolong secara diam-diam, ibu catat dan ibu rekam. Kelak katakan padanya sembari membantunya mengatasi masalah itu. Katakan juga pada kami sehingga kami ikut membantu dan bisa melibatkannya untuk memecahkan keterbatasan itu. Mengajari anak yang kini sedang menemukan identitas dan meraba harga dirinyaa memang tidak mudah, tapi karena itulah, kita bisa bertukar pengalaman dan pengetahuan.

Latihlah dirinya untuk berorganisasi, karena disana dirinya akan menemukan mutiara perilaku agung, yakni solidaritas dan cinta pada sesama. Latihlah dirinya untuk memahami persoalan yang lebih luas dari kepentingannya sendiri. Saya ingin ibu mengajarinya untuk berkorban dan memahat sikap kepedulian. Anak saya datang kepada ibu dengan tekad untuk belajar. Mohon ibu guru jangan mengecewakannya.

Jadikan masa sekolah itu sebagai sesuatu yang mneyenangkan, menarik dan menggairahkan baginya. Ajaklah dia sesekali keluar untuk melihat kalu pendidikan itu, bukan hanya dari bangku ke bangku, tapi juga lewat kenyataan keseharian. Seya ingin ketika dia menninggalkan kelas ibu dirinya memliki keyakinan yang lebih atas kemampuannya sendiri. Kelak ketika ia meniggalkan kelas ibu, saya berharap dirinya akan memiliki kecintaan besar pada pengetahuan dan sesamanya. Sebagai pelajar dan sebagai pribadi, kami sangat berharap ibu bisa tekun membimbing dan mengarahkannya.

Pada akkhirnya, bantulah putera kami menemukan harapan diatas bongkahan kehidupan bangsa yang burang dan menyakitkan ini. Tahukah ibu, tahun ini ibu akan menjadi salah seorang yang paling penting dalam hidupya. Dia akan memutuskan, untuk menru atau menolak nilai-nilai yang ibuguru sampaikan. Dia mungkin akan menghormati dan mengingat ibu sepanjang hayatnya, atau sebaliknya, dia tidak lagi menginagat ibu dan merasa kecil hati atas tindak-tanduk ibu yang mungkin bertolak belakang dengan nilai yang ibu ajarkan.

Sejujurnya, saya sebagai orang tua, ingin ibu sebagai seseorang yang paling dikaguminya. Tapi untuk ini, ibulah yang bisa menentukan. Oh ya, pada saat tahun ajaran berakhir, mohon berikan ucapan terimakasih dan pelukan hangat padanya. Berterimakasihlah kepadanya karena telah menjadi bagian kehidupan ibu, sebagaimana saya sangat berterimaksih kepada ibu karena telah menjadi bagian kehidupan anak saya.

Kami tahu, diatas segala harapan kami ibu guru sendiri didera oleh banyak problem. Tuntutan akan kesejahteraan hingga status membuat kami semua juga ingin berbuat banak untuk anda. Jadikan putera kami menjadi seorang yang kelak akan memahami profesimu dan kelak akan bisa berbuat banyak untukmu. Jangan ragu untuk meminta bantuan solidritas maupun perjuangan dari kami. Karena kami tahu, tahun ini anda menjadi bagian dari kehidupan kami sekeluarga.

Dengan cinta dan penuh harapan, Ayah dari siswa anda.
Salam dari kami sekeluarga.
[]

Membaca kembali surat itu, menyadarkan saya bahwa orang tua mempunyai harapan yang begitu besar kepada putra putrinya, begitu pula anak-anak sendiri, mereka adalah pengisi masa depan kelak. Semoga kita (para guru) selalu bertekad untuk mengemban amanat itu dengan kesungguhan dan ketulusan. Untuk Indonesia dan kehidupan yang lebih baik.

Salam hormat untuk semua guru.

*Penulis adalah Guru Di SD Pembangunan Jaya 2 Gedangan Sidoarjo.
e-mail pakguruobi@gmail.com

Sekolah Unggul

Sekolah unggul adalah sekolah efektif. Demikian dikemukakan oleh DR. Fasli Djalal, Ph.D dalam pemaparannya tentang sekolah unggul. Beliau menyampaikan bahwa terdapat 11 karakter sekolah yang efektif. Diantaranya adalah, kepemimpinan yang profesional; visi dan tujuan bersama; lingkunngan belajar; konsentrasi pada belajar mengajar; harapan yang tiggi; penguatan, pengayaan, pemantapan yang positif; pemantauan kemajuan; hak dan tanggungjawab peserta didik; pengajaran yang penuh makna; organisasi pembelajar; kemitraan keluarga dengan sekolah. Apa yang disampaikan oleh dr. Fasli Djalal, Ph.D ini telah ditulis oleh Harris and Bennet dalam bukunya “Schooll Effetiveness Research: Meta Analisis”Undang-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara terdesentralisasi. Globalisasi menuntut penyelengaraan pendidikan yang demokratis dan akuntabel untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional sehingga dapat bersaing dengan pendidikan Negara-negara maju. Salah satu peran aktif dari lembaga pendidikan non formal sangat diperlukan dalam mewujudkan peningkatkan kualitas pendidikan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dan membentuk sekolah unggul tidak terlepas dari peran berbagai pihak sebagai stakeholder dunia pendidikan. Pemerintah, tenaga pendidik dan kependidikan serta masyarakat harus mampu secara bersama-sama merumuskan strategi untuk kemajuan dunia pendidikan. Pemerintah sebagai pemangku kebijakan dituntut untuk mampu merumuskan kebijakan-kebijakan yang pro terhadap kemajuan kualitas pendidikan yang pada gilirannya akan mampu diterjemahkan dengan baik oleh para pendidik dan tenaga pendidikan dengan penuh komitmen dan profesionalitas. Demikian pula dengan masyarakat. Kelompok eksternal dalam struktur pendidikan ini harus mampu memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap pelaksanaan pendidikan. Tidak hanya itu, masyarakat juga dituntut untuk bisa menjadi mitra yang baik bagi dunia pendidikan. Jika semua itu bisa dilakukan, maka pendidikan yang berkualitas pun tidak lagi hanya mimpi belaka. Secepatnya, kita akan benar-benar merasakan kualitas pendidikan yang semakin baik.
Ingin lihat bagaimana paparan DR. Fasli Djalal, Ph.D tentang sekolah unggul? silahkan download paparannya di link yang sudah disediakan di samping.