Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2011/05/15

Masyarakat dan Sekolah

Semua golongan masyarakat telah menganggap bahwa pendidikan formal berada di sekolah. Sekolah merupakan tujuan bagi orang tua sebagai upaya untuk memberikan pendidikan kepada anak. Terdapat anggapan bahwa sekolah merupakan tempat pendidikan untuk seorang anak jika orang tua tersebut belum mampu untuk memberikan pendidikan umum kepada anak secara sempurna dan lengkap. Intinya sekolah merupakan rumah kedua bagi anak untuk mengenyam pendidikan.Disisi lain, ada juga orang tua yang tidak puas atau sudah kurang mempercayai lembaga sekolah sebagai sarana untuk pendidikan anak. Karena meskipun bersekolah, tetap saja banyak anak yang masih berada pada tingkat kenakalan dan rendahnya intelektual yang dimiliki. Dari anggapan yang seperti inilah kemudian timbul ide-ide baru di dalam dunia pendidikan yang lebih mengedepankan proses pembelajaran yang inovatif dan lokasi belajar yang bervariasi serta dimasukkanya materi pembelajaran tentang akhlak atau budi pekerti dalam kurikulum.
Beberapa kondisi di atas sudah menunjukkan bahwa lembaga pendidikan telah menjadi bagian dari masyarakat. Dimana ada kelompok masyarakat, disitu juga terdapat lembaga pendidikan baik yang swasta maupun negeri. Meskipun sekolah telah menjadi satu kesatuan dalam masyarakat, tetapi sekolah tersebut memiliki identitas sendiri sebagai lembaga pendidikan. Dalam hal ini sekolah tidak dibenarkan menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Sebaliknya sekolah juga tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat, karena sekolah dapat dikatakan sebagai fasilitas bagi masyarakat.
Made Pidarta (2007: 178) memberikan ilustrasi bahwa sekolah tidak dibenarkan sebagai menara air, yaitu melebur menjadi satu dengan masyarakat tanpa memberikan identitas apa-apa. Ia juga tidak dibenarkan menjadi menara gading yang mengisolasi diri terhadap masyarakat sekitarnya.
Made Pidarta (2007: 178) juga memberikan ilustrasi bahwa hubungan antara lembaga pendidikan dengan masyarakat dapat dibayangkan sebagai selembar kain batik. Dalam hal ini motif-motifnya atau pola-pola gambarnya adalah lembaga pendidikan dan kain latarnya adalah masyarakat. Motif-motif batik yang dituangkan di atas kain itu memberikan corak keindahan tertentu pada lembaran kain itu. Pola-pola gambar itu membuat batik itu menjadi meningkat kualitasnya dan bertambah tinggi harganya. Bayangkan manakala pola-pola gambar itu tidak berada di atas kain itu, maka pola itu akan berkurang artinya. Begitu juga batik tanpa pola yang menarik akan menjadi rendah mutunya di mata pembeli. Lembaga pendidikan merupakan bunga bagi masyarakat sekitarnya.

Kebudayaan dan Pendidikan

Terdapat beberapa pengertian dari kebudayaan yang kesemuanya menguraikan bahwa kebudayaan merupakan bagian menyeluruh dari kehidupan manusia yang kaitannya juga dengan hubungan antar manusia dan di dalamnya terkandung unsur pengetahuan yaitu berupa ilmu pengetahuan, kepercayaan yang dianut sebagai manusia yang beragama atau pun kepercayaan tanpa bentuk agama, seni yang merupakan ekspresi dari penciptaan ide-ide kreatif yang alamiah, hukum sebagai aturan-aturan yang diberlakukan dalam rangka mencapai ketertiban dan kedamaian, moral yang kaitannya dengan budi pekerti, adat yaitu kebiasaan-kebiasaan dalam kelompok tertentu dalam melaksanakan kegiatan kelompok masyarakat dalam kondisi dan keadaan tertentu. Semua unsur yang terkandung dalam kebudayaan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan hidup manusia.Pengertian dari kebudayaan dan perkembangan kebudayaan terkait di dalamnya beberapa komponen antara lain gagasan yang merupakan ide dari pola berfikir. Komponen ideologi berkaitan dengan kepercayaan, norma merupakan pelajaran tentang cara yang baik dalam berinteraksi kepada orang lain. Sehubungan dengan zaman, teknologi berperan sebagai fasilitas untuk menuju perkembangan dan persaingan global. Selain itu ada juga komponen benda yang merupakan media dari sebuah karya. Komponen kesenian masuk di dalam kebudayaan sebagai bentuk ekspresi dari karya cipta, rasa, dan karsa dan yang merupakan bentuk ekspresi dari individu atau dari kelompok masyarakat. Kesemuanya dilandasi dengan komponen ilmu sebagai landasan dari segala perbuatan serta perkembangan kemampuan dan keahlian manusia, serta kepandaian yang merupakan hasil dari pencapaian proses pembelajaran.

Sosiologi dan Pendidikan

Jika dipandang kaitannya dengan landasan pembelajaran, sosiologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur sosialnya. Pengertian ini menunjukkan bahwa sosiologi adalah bidang ilmu yang melandasi hubungan antar manusia khususnya dalam konteks pembelajaran. Hubungan sosial dimulai dari individu kemudian interaksi antara individu. Hubungan sosial akan terus berkembang karena adanya dorongan rasa ingin tahu tentang dunia yang ada di sekitar. Secara alamiah, setiap individu memiliki rasa ingin tahu tentang bagaimana hubungan sosial yang baik. Asrori (2007: 105) menjelaskan bahwa dalam perkembangannya, setiap individu ingin tahu bagaimana cara melakukan hubungan sosial secara baik dan aman dengan dunia sekitarnya, baik yang bersifat fisik maupun sosial.Ada beberapa ciri yang nampak dalam kaitannya dengan sosiologi, beberapa ciri tersebut antara lain adalah ciri Empiris yang merupakan ciri utama dari sosiologi. Empiris mengandung pengertian bahwa sosiologi sebagai ilmu bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan. Ciri berikutnya adalah ciri Teoretis yaitu peningkatan fase penciptaan yang menjadi salah satu bentuk budaya yang bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda. Ciri selanjutnya adalah ciri Komulatif. Ciri komulatif terbentuk sebagai akibat dari penciptaan terus menerus sebagai konsekuensi dari terjadinya perubahan di masyarakat, dan yang membuat teori-teori tersebut berkomulasi mengarah pada teori yang lebih baik. Dari bebarapa teori yang ada sebelumnya, teori Nonetis merupakan teori berikutnya yang menceritakan apa adanya tentang masyarakat dan individu-individu di dalamnya, tidak menilai apakah hl itu baik atau buruk.
Bagian lain dari sosiologi yang merupakan bentuk perkembangan dan kebutuhan masyarakat adala sosiologi pendidikan. Sosiologi dan pendidikan atau sosiologi pendidikan tentunya membahas sosiologi yang terdapat pada pendidikan. Beberapa unsur yang menyebabkan sosiologi dan sosiologi pendidikan berkaitan erat adalah di dalam sosiologi pendidikan terjadi interaksi antara guru dan siswa, adanya dinamika kelompok di kelas dan di organisasi intra sekolah, terbentuknya struktur dan fungsi sistem pendidikan, serta adanya sistem-sistem masyarakat dan pengaruh terhadap pendidikan.

2011/05/14

Telaah Lingkungan Internal dan Eksternal

Telaah lingkungan internal dan eksternal merupakan analisis dalam bingkai SWOT. Telaah lingkungan internal dalam bingkai SWOT analisis merupakan uraian tentang dimensi kekuatan (S) dan kelemahan (W). Sedangkan telaah lingkungan eksternal merupakan uraian tentang dimensi peluang (O) dan ancaman (T). Akdon (2007, 111-112) memberikan penjelasan terhadap dua telaah diatas, diantaranya adalah:1. Kekuatan (Strength) adalah situasi dan kemampuan internal yang bersifat positif yang memungkinkan organisasi memenuhi keuntungan strategik dalam mencapai visi dan misi.
2. Kelemahan internal (Weakness) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang menghambat organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
Telaah lingkungan eksternal meliputi:
1. Peluang (opportunity) adalah situasi dan faktor-faktor luar organisasi yang bersifat positif, yang membantu organisasi mencapai atau mampu melampaui pencapaian visi dan misi.
2. Tantangan/Ancaman (Threat) adalah faktor-faktor luar organisasi yang bersifat negatif, yang dapat mengakibatkan organisasi gagal dalam mencapai visi dan misi.
Selanjutnya, secara lebih spesifik Akdon menjelaskan hal-hal yang perlu dicermati dalam telaah lingkungan internal dan eksternal.
Telaah lingkungan internal mencermati kekuatan dan kelemahan di lingkungan internal organisasi sendiri yang dapat dikelola manajemen meliputi antara lain:
1. Struktur organisasi termasuk susunan dan penempatan personelnya.
2. Sistem organisasi dalam mencapai efektivitas organisasi termasuk efektivitas komunikasi internal.
3. Sumber daya manusia, sumber daya alam, tenaga terampil (skill) dalam tingkat pemberdayaan sumber daya, termasuk komposisi dan kualitas sumber daya manusianya.
4. Biaya operasional berikut sumber dananya.
5. Faktor-faktor lain yang menggambarkan dukungan terhadap proses kinerja/misi organisasi yang sudah ada, maupun yang secara potensial dapat muncul di lingkungan internal organisasi seperti teknologi yang telah digunakan sampai saat ini.
Telaah lingkungan eksternal mencermati peluang dan tantangan yang ada di lingkungan eksternal organisasi sendiri (yang tidak dapat dikelola manajemen) yang meliputi berbagai faktor yang dapat dikelompokkan dalam bidang/aspek:
1. Task Environment, secara langsung berinteraksi dan mempengaruhi organisasi seperti: Klien, Konsumen, Stakeholder, Pesan Pelanggan.
2. Social environment, pada umumnya terdiri dari beberapa elemen penting seperti ekonomi, teknologi, sosial budaya, politik, hukum, lingkungan hidup, ekologi, geografi.
a. Economic Environment, merupakan suatu kerawanan bagi kebanyakan organisasi, dan analisanya paling sulit dilakukan, karena menyangkut ekonomi tingkat nasional. Misalnya, masalah keuangan negara, tingkat inflasi, suku bunga, dan sebagainya.
b. Technological Environment, merupakan hal yang tidak kalah pentinganya dibandingkan dengan economic environment. Kemajuan teknologi yang sangat pesat pada saat ini menuntut organisasi untuk selalu mengikuti perubahan teknologi ini agar dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
c. Social Environment, menjadi yang paling penting dalam kehidupan organisasi karena menyangkut perilaku sosial dan nilai-nilai budaya (social attitutde and values). Transparansi/keterbukaan merupakan suatu tuntutan baru, terutama terhadap pemerintahan, sementara kritik masyarakat harus diperhatikan, dan adanya tuntutan akan peningkatan “quality of life” yang semakin gencar.
d. Ecological Environment, merupakan hal yang sangat sulit dianalisis. Identifikasi tentang kecenderungan dan peluang sangat sulit dilakukan, karena sangat tergantung pada kemapanan (maturity) lingkungan, belum ada suatu pembakuan yang telah disepakati bersama. Termasuk dalam ecological environment ini antara lain masalah polusi dan pencemaran lingkungan alam (fisik).
e. Political Environment, merupakan kebijakan-kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan bidang kegiatan organisasi, misalnya kebijakan perpajakan moneter, perizinan, yang mempunyai dampak jangka panjang pada efektivitas organisasi. Hal ini akan terasa pada organisasi yang bidang kegiatannya telah diatur oleh pemerintah (termasuk administrasi dan organisasi publik sebagai aparat pemerintah), karena organisasi ini akan tergantung pada kehidupan politik pemerintah.
f. Security Environment, terutama bagi indonesia masa kini merupakan aspek yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Masalah keamanan sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan kelangsungan suatu organisasi, terutama yang mempunyai kegiatan yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pada bidang geografi di mana organisasi berada, serta pesaing yang memiliki kegiatan dan usaha yang sama dengan organisasi sendiri.