Jadilah Orang Hidup Yang Hidup Bukan Orang Hidup Yang Mati. Jadilah Pula Orang Mati Yang Hidup Bukan Orang Mati Yang Mati.

edukonten. Diberdayakan oleh Blogger.

2015/05/03

Model Pembelajaran TS-TS (Two Stay-Two Stray)

Teknik belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay-Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan bisa digunakan bersama dengan Teknik Kepala Bernomor. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia anak didik.Struktur Dua Tinggal Dua Tamu memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup diluar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan yang lainnya. Langkah-langkah pembelajaran TS-TS: 1. Siswa dibagi menjadi sembilan kelompok dan tiap-tiap kelompok beranggotakan empat orang. 2. Siswa mendengarkan pembacaan sinopsis novel dan mengerjakan tugas menjelaskan alur peristiwa dalam sinopsis novel. 3. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain. 4. Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja atau informasi mereka ke tamu mereka. 5. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 6. Dua orang yang tinggal dalam kelompok tadi mendapatkan giliran untuk bertamu ke kelompok yang berbeda dari kelompok sebelumnya. 7. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain. 8. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Simpulan dari model pembelajaran TS-TS (Two Stay-Two Stray) adalah siswa bekerja sama dengan teman/kelompok dalam materi menjelaskan alur peristiwa dari sinopsis novel, saling bertukar hasil kerja atau informasi dengan kelompok lain, dan mendiskusikan hasil kerja bersama teman/kelompoknya.

2015/05/02

Hardiknas Untuk Semua Orang

Pendidikan sesungguhnya adalah benteng terkokoh untuk menghadang dan mencegah segala bentuk perbuatan amoral yang berujung pada kejahatan. Pembunuhan, pencurian, korupsi, pemerkosaan, perdagangan manusia, kejahatan narkoba, terorisme, dan segala macam bentuk kejahatan sesungguhnya dapat dicegah dengan pelaksanaan pendidikan yang sebenar-benarnya dan sebaik-baiknya. Oleh karena itu pendidikan haruslah dijaga dirawat dan dilestarikan kemurniannya, agar tujuan mulia dari pendidikan itu dapat terwujud.Momentum hari pendidikan (2 mei 2015) ini haruslah menjadi renungan kita bersama bahwa pendidikan bukan hanya tanggungjawab sekolah. Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama, pendidikan adalah tanggungjawab kaum terdidik, tanggungjawab setiap orang yang menginginkan kebaikan. Maka, segala hal yang berkaitan dengan pendidikan adalah tanggungjawab bersama. Tanggungjawab setiap orang yang menginginkan kebaikan. Sudah menjadi kewajiban bahwa pada tanggal 2 Mei yang diperingati sebagai hari pendidikan nasional dilaksanakan upacara bendera sebagai bentuk peringatan. Sekolah-sekolah, kampus-kampus, kantor-kantor dinas pendidikan diwajibkan melaksanakan upacara pada hari tersebut. Tentu saja sebagai peserta dari upacara itu adalah unsur yang ada di dalamnya yaitu guru, siswa, dosen, mahasiswa, pejabat dan karyawan dinas, perwakilan tokoh-tokoh masyarakat, pejabat pemerintah, dan lain-lain. Sekali lagi, sudah menjadi kewajiban bahwa upacara tersebut harus dilaksanakan dan diikuti oleh unsur-unsur terkait. Bila kita meyakini dan sepakat bahwa pendidikan adalah tanggungjawab bersama, tanggungjawab setiap orang yang menginginkan kebaikan. Maka, pendidikan haruslah dilaksanakan secara bersama-sama pula. Termasuk didalamnya adalah peringatan hari pendidikan itu sendiri. Hari pendidikan nasional seharusnya menjadi hari yang diperingati oleh semua orang yang bertanggungjawab terhadap pendidikan. Hari yang diperingati oleh setiap orang yang menginginkan kebaikan. Bukan hanya oleh guru, siswa, dosen, mahasiswa, pegawai dinas, pejabat, tokoh masyarakat, tetapi oleh setiap orang. Sekali lagi, harus diperingati oleh setiap orang yang menginginkan kebaikan. Maka, menjadi hal yang menarik bila upacara hari pendidikan nasional juga bisa diikuti oleh semua orang, tidak hanya unsur-unsur yang tersebut tadi. Tapi setiap orang yang menginginkan kebaikan. Setiap orang yang merasa perlu dan wajib mengikuti upacara hari pendidikan sebagai perwujudan tanggungjawab dan kepeduliannya terhadap pelaksanaan pendidikan nasional. Setiap orang bisa mengikuti upacara di sekolah, lapangan, kantor-kantor dinas, dan lain-lain. Bisa dibayangkan bila hal itu dapat diwujudkan, setiap orang peduli, setiap orang bergerak, setiap orang berupaya bahu membahu untuk melaksanakan tujuan pendidikan nasional. Maka, tentu saja tujuan pendidikan dapat segera tercapai dan segala bentuk kejahatan akan bisa diminimalisir. Semoga demikian, Aamiin.

2015/05/01

Situs PTK yang Terlupa

Beberapa bulan ini cukup sibuk membantu teman utnuk merampungkan PTK nya. Dalam proses tersebut sering juga saya berkunjung ke banyak situs untuk mencari referensi guna mendukung penulisan PTK tersebut. Tidak ada yang spesial memang dari aktivitas saya itu. Namun, bagi saya ada hal yang cukup menarik. Ketika hampir putus asa karena tidak menemukan referensi yang saya inginkan, tiba-taba saya ingat bahwa saya juga pernah mempunyai alamat situs yang berisi konten-konten PTK.Beberapa tahun lalu saya buat situs tersebut yang berisi hal-hal mengenai pendidikan, lalu saya beri juga di dalamnya konten PTK yang bisa di download gratisan. Kebetulan, salah satu PTK nya ternyata sesuai dengan PTK teman yang sedang saya bantu proses penyelesaiannya. Akhirnya, "kusedot" lah PTK itu tanpa perlu izin kepada siapapun, karena situs itu adalah punya saya sendiri, hehehee. Buat saudara-saudara yang menginginkan referensi PTK atau hal-hal lain yang ada dalam situs ini, monggo langsung "disedot", tidak perlu sungkan. Semoga saudara-saudara tidak lupa dengan situsnya sendiri seperti yang baru saja saya alami, heheheee.

2013/08/22

Membangun Generasi

Uhh, trnyata sudah satu semester lebih saya tidak pernah lagi nulis pada blog kesayanganku ini, lama juga. Entahlah, yang jelas bukan karena sibuk dengan urusan pekerjaan atau urusan akademik. Entahlah, padahal dulu ketika masih bergelut dengan berbagai tugas kuliah S2 di Unesa, masih sempat membuat tulisan-tulisan (lebih tepatnya makalah-makalah tentang pendidikan). Sekali lagi entahlah. Kali ini, tiba-tiba saja saya ingin sekali mengunjungi dan menulis lagi dalam blog ini, meski hanya tulisan-tulisan ringan yang tak seperti dulu. Iya, pemicu keingnanku itu adalah munculnya berita ada kebijakan Tes Keperawanan untuk masuk ke sebuah sekolah. Sudah sebejat inikah Negeriku. Pikirku ketika membaca sekilas judul berita tentang hal itu. Terlepas dari kebenaran apakah kebijakan tersebut benar-benar ada atau tidak, menurut saya memang masalah generasi muda ini sudah menjadi masalah yang sangat mengkhawatirkan. Tanpa perlu mendeskripsikan mengapa mengkhawatirkan, barangkali pernyataan saya itu juga akan langsung diamini oleh banyak orang. Sengaja memang saya tidak ingin mendeskripsikan tentang keadaan yang saya sebut mengkhawatirkan itu karena saya tidak ingin berlama-lama tenggelam dalam kekhawatiran itu sendiri. Saya lebih suka untuk mengingatkan diri saya sendiri dan sebagian pihak agar mau introspeksi dan bersikap proporsional sesuai dengan porsinya masing-masing. Memandang jauh ke masa depan yang lebih baik tanpa perlu saling menyalahkan. Orang tua tak perlu menyalahkan sekolah (guru) atas keadaan anak-anaknya yang barangkali masih belum sesuai harapan. Sekolah pun tak usah menyalahkan orang tua atas kenakalan anak didiknya. Masyarakat juga tidak perlu menghakimi sekolah maupun orang tua atas tindakan anak-anak muda yang masih belum baik. Semua pihak harus mau menahan diri untuk tidak saling menyalahkan dan membangun kepercayaan yang baik bahwa anak-anak muda adalah generasi yang akan melanjutkan tongkat estafet kehidupan bermasyarakat. Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat adalah pihak-pihak yang sangat berperan untuk membangun generasi. Oleh karena itu pihak-pihak tersebut harus bekerjasama dengan baik sesuai dengan porsinya masing-masing tanpa perlu saling menyalahkan dan berebut peran.